Salah satu kemampuan penting yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah memberikan motivasi kepada yang dipimpinnya. Banyak kisah terkait pemimpin-pemimpin yang mampu melakukan hal ini dengan baik. Di antara yang masyhur adalah kisah-kisah Kaisar Jepang sebagaimana didapati dari banyak sumber.
Seorang Kaisar Jepang yang tidak tersebut namanya di sebuah zaman ini merupakan pemimpin yang terkenal dengan kepiawaiannya di medan perang. Dalam setiap pertarungan yang dipimpin, kemenangan senantiasa berada di pihak mereka. Tiada satu pun ekspedisi penaklukan, kecuali pasukan itu membawa pulang kejayaan.
Sebelum pasukan bergegas ke medan tempur, Kaisar tersebut mengumpulkan seluruh panglima pasukan. Di hadapan mereka, sang Kaisar melempar koin keberuntungan. Jika yang keluar gambar, maka pasukan akan memenangkan laga. Sedangkan jika tulisan yang muncul, maka pasukan akan mendapati kekalahan.
Doktrin inilah yang terus ditanamkan oleh Kaisar kepada panglima-panglimanya, lalu diestafetkan kepada seluruh prajurit-prajurit di kerajaan tersebut. Strategi ini pula yang disinyalir sebagai salah satu trik hebat hingga pasukan sang Kaisar senantiasa memenangkan pertarungan.
Waktu berjalan, kekuasaan kerajaan semakin membesar, banyak penaklukan dan kejayaan yang diraih. Sang Kaisar sakit. Usia tidak bisa dibohongi. Ajal menjadi kepastian bagi siapa pun yang bernama makhluk hidup.
Saat sang Kaisar tergeletak lemas di ranjang sakitnya, datanglah putra yang kelak mewarisi kerajaan tersebut. Sang putra meminta kepada ayahnya agar memberikan koin sakti yang dimiliki oleh ayahnya itu.
Betapa terkejutnya putra Kaisar tatkala melihat koin keberuntungan yang senantiasa digunakan oleh ayahnya. Tiada sisi yang menunjukkan tulisan. Keduanya sisinya bergambar. “Ayah,” katanya bertanya, “selama ini Engkau berbohong? Kedua sisi koin bergambar. Tidak ada tulisan. Pantas saja kerajaan kita selalu meraih kemenangan gemilang.”
Sang Kaisar menjelaskan, dua gambar itu merupakan kesengajaan. Ia ingin memberikan motivasi kepada panglima dan seluruh prajuritnya. “Nak,” kata sang Kaisar lembut, “di dalam perang hanya ada dua hal, kemenangan dan kemenangan.”
Inilah yang seharusnya dilakukan oleh seorang pemimpin. Ia harus menyebarkan aura optimisme kepada seluruh staf dan rakyat yang dia pimpin. Jangan terlihat lemah, tanpa kemampuan, dan cenderung konyol. Tampillah meyakinkan di hadapan staf dan rakyat, bicaralah dengan benar dan bertenaga, serta berbuatlah dengan sungguh-sungguh untuk kemakmuran mereka.
Dalam konteks keislaman, pemimpin adalah sosok yang memotivasi rakyatnya agar bergegas dalam amal guna menukar dirinya dengan surga.
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]