Jika Miliki 6 Sifat Ini, Anda Disebut ‘Orang Gila Sebenarnya’ Oleh Rasulullah

0
sumber gambar: www.equedia.com

Di tengah perjalanan, manusia teladan sepanjang zaman ini menyaksikan sekelompok sahabat tengah berkumpul. Ramai. Beliau pun menghampiri, lalu bertanya, “Untuk apa kalian berkumpul di tempat ini?”

“Wahai kekasih Allah Ta’ala,” jawab para sahabat, “kami berkumpul lantaran ada orang gila yang sedang mengamuk.”

Lepas menyaksikan sosok yang disebut gila oleh para sahabatnya, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Dia bukanlah gila. Dia hanyalah mendapat musibah (mubtala). Tahukah kalian, siapakah orang gila yang sebenarnya (al-Majnun haq al-Majnun)?”

Para sahabat pun menggeleng, lalu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan 6 sifat yang merupakan ciri orang gila yang sebenarnya.

“Orang gila yang sebenarnya,” terang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “ialah mereka yang berjalan dengan sombong; yang melihat orang lain dengan pandangan merendahkan; yang senantiasa membusungkan dada; yang mengharapkan surga tapi senantiasa melakukan perbuatan maksiat; yang keburukannya membuat orang lain merasa tidak aman; yang kebaikannya tiada pernah diharapkan (oleh orang lain).”

Dalam hadits kutipan Rakhmad Zailani Kiki yang merupakan Kepala Divisi Pengkajian dan Pendidikan Jakarta Islamic Centre dalam Dialog Jum’at, 11 Desember 2015 ini, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengakhiri sabdanya dengan mengatakan, “Itulah orang gila yang sebenarnya. Adapun orang ini, dia hanya sedang mendapatkan musibah (mubtala) saja.”

Apakah ke-6 sifat yang disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam hadits ini ada di dalam diri kita? Apakah kita kerap bersikap sombong? Apakah kita suka menolak nasihat yang berasal dari orang lain? Apakah ada begitu banyak orang yang tidak nyaman saat kita bicara atau hadir di sebuah lokasi?

Jika semua jawabannya ‘Ya’, nampaknya kita perlu segera beristighfar. Memohon ampun kepada Allah Ta’ala, sebab menurut Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, kita termasuk orang gila yang sesungguhnya.

Selain itu, hendaknya kita menjadikan hadits ini sebagai motivasi. Agar kita berlaku sebaliknya; rendah hati, memberikan sebanyak-banyaknya manfaat untuk orang lain dengan lisan dan perbuatan, serta bergegas dalam setiap proyek kebaikan untuk bekal dalam kehidupan di akhirat kelak.

Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]

Artikel sebelumnyaKisah Sukses Pemuda yang Jual Cincin Istrinya untuk Modal Usaha
Artikel berikutnyaKisah Cerdasnya Kaisar Jepang dalam Memotivasi Prajuritnya