Kesalahan Fatal Penulis Pemula

0
ilustrasi

Salah satu kesalahan fatal penulis pemula adalah terlalu banyak meletakkan syarat agar tulisannya menjadi layak dibaca. Padahal menulis pada esensinya adalah mengemukakan apa yang ada di dalam benak penulis ke dalam sebuah tulisan.

Benar atau salah-menurut pembaca-adalah soal lain. Penulis pemula-seperti saya-seringkali merasa takut ketika karyanya diabaikan, lewat begitu saja tanpa meninggalkan kesan bagiĀ  pembacanya.

Padahal, waktu yang saya luangkan untuk menulis lumayan banyak juga. Terkadang ketika lelah menunggu kendaraan umum atau dalam perjalanan. Maklumlah, di mana ada kesempatan menulis, penulis pemula seperti saya tak akan melewatkan satu detik pun.

Bahkan untuk mereka yang kadang membuat saya keki, sebel, marah sampai menangis akan menjadi inspirasi untuk menulis.

Terkadang, tulisan sang master penulis pun kerap menyudutkan para penulis pemula dan membuat mereka berhenti menulis.

Lalu, kalau penulis pemula terus menerus berpikiran seperti itu, kapan bisa benar-benar menjadi penulid yang produktif?

Hari ini seperti ada babak baru dalam episode menulis saya. Saya bertemu dengan satu komunitas yang insya Allah memiliki visi yang sama. Komunitas yang ingin menorehkan kebaikan dengan menulis. Kami akan belajar banyak hal bersama-sama. Salah benar adalah keniscayaan untuk menjadi penulis yang lebih baik.

Sejak hari ini saya berhenti memikirkan syarat bahwa tulisan bagus adalah yang mendapat banyak pujian atau pengakuan. Seperti kata Ali bin Abi Thalib, menulis merupakan salah satu upaya untuk mengikat ilmu. Saya ingin mengikat ilmu dengan mulai menulis.

Seperti apaĀ  pun hasilnya, just rrite it! Tentang tema apa pun, kapan pun dan di mana pun tempatnya.

Karena tulisan kita, sejatinya merupakan persembahan Yang Maha Memberi inspirasi, Allahu Rabbul ā€˜Izzati.

Saya yakin, ada begitu banyak hikmah berserakan dalam setiap perjalanan kembali pada-Nya. Mulai hari, saya bertekad untuk terus menulis berbagai hikmah yang saya temui dalam perjalanan ini. Semoga yang sedikit ini menjadi bekal di Hari Perhitungan kelak. Aamiin.

Saya yakin, apa yang disampaikan dengan hati akan sampai ke hati pula. [Farida Rachmawati-Peserta Belajar Menulis Online]

Artikel sebelumnyaMenyikapi Artis Lepas Jilbab
Artikel berikutnyaBegini Cara Jitu Melawan dan Melenyapkan Hoax