Lanjutan dari Siapa Rasakan 4 Hal Ini, Dia Dapatkan Kenikmatan Spiritual
Tenang Ketika Meninggalkan Maksiat
Pernahkah kita mampu menahan untuk tidak menuruti bisikan syahwat? Pernahkah kita mampu menahan diri untuk tidak melakukan kesia-siaan, dosa, dan maksiat ketika mendapatkan peluang dan sedikit sekali sebab untuk tercegah darinya?
Jika pernah, cobalah tanya ke dalam nuranimu, pasti dia akan merasa amat bahagia dan mendapatkan ketenangan yang tak terkira.
Sebab, tabiat hati ialah suci. Ia akan hitam dan kotor saat seorang melakukan maksiat dan menjadi putih serta bercahaya ketika seseorang melakukan amalan-amalan ketaatan.
Tatkala godaan untuk bermaksiat mendesak-desak, mereka takut kepada Allah Ta’ala, membaca dan mendzikirkan kalimat istighfar, dan berbagai jenis harapan agar Dia menurunkan pertolongan-Nya. Tatkala Dia memberikan pertolongan hingga seseorang terbebas dari perbuatan maksiat, maka ampunan-Nya pun serta-merta diberikan.
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka. Dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya. Dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.” (Qs. Ali ‘Imran [3]: 135-136)
Tenang Saat Menghadap Allah Ta’ala
Nikmat yang paling agung ialah melihat wajah Allah Ta’ala tanpa hijab. Ianya ada di atas nikmat surga, dan tidak semua penghuni surga diberikan nikmat ini.
Untuk berjumpa dengan Allah Ta’ala di surga, seorang hamba harus melalui perjumpaan sebelumnya; ialah kematian. Kematian merupakan ujian yang pasti dihadapi dan banyak yang mengalami ketakutan lantaran tidak memiliki ilmu terkait dengannya.
Oleh karena dahsyatnya fitnah kematian ini, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam menganjurkan umatnya untuk senantiasa memohon husnul khatimah, ampunan, dan rahmat menjelang ajal.
Hanya orang-orang berimanlah yang tenang menghadapi mati sebab dia memiliki bekal yang cukup. Mereka juga memiliki syarat hingga layak berjumpa dengan Allah Ta’ala tanpa hijab.
“Katakanlah, ‘Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa.’ Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya.” (Qs. al-Kahfi [18]: 110)
Gegaslah dalam amal shalih dan jangan berlaku syirik. Insya Allah, kita bertemu dengan-Nya. Aamiin.
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]