Mengabulkan, menangguhkan, atau menolak doa adalah Kuasa Allah Ta’ala yang tidak bisa dicampuri oleh siapa pun. Akan tetapi, Allah Ta’ala memberitahukan kepada hamba-hamba-Nya tentang hal-hal yang menjadi sebab dikabulkan, ditangguhkan, atau ditolaknya sebuah permintaan.
Hendaknya hal ini menjadi perhatian kita selaku kaum Muslimin. Agar doa kita dikabulkan dan senantiasa bersabar serta berbaik sangka kepada Allah Ta’ala andai ada doa-doa yang belum mendapatkan jawaban.
Di antara sebab dikabulkannya doa adalah mengawalnya dengan shalawat, pujian kepada Allah Ta’ala, menyebut asma-asma-Nya yang Mahaagung, dan memperbaiki kualitas iman dan taqwa di segala bidang. Termasuk di dalamnya soal makanan, pakaian, dan interaksi dengan orang-orang sekitar terkait hak dan kewajiban kepada sesama.
Sebaliknya, faktor-faktor yang menyebabkan sebuah permintaan ditolak adalah segala yang bertentangan dengan ketentuan-Nya terkait sebab dikabulkannya doa. Seperti makanan yang haram, hak-hak orang lain yang terzalimi, dan sebagainya. Bahkan, jika seseorang tidak teliti, pakaian pun bisa menjadi sebab ditolaknya doa.
“Sesungguhnya,” sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang diriwayatkan oleh Imam ath-Thabrani, “ada seseorang yang membeli baju dengan harga sepuluh dirham. Namun, dari sepuluh dirham itu, terdapat satu dirham yang haram.”
Sebagai konsekuensi atas keharaman satu dirham itu, lanjut Rasulullah Shallallahu “Alaihi wa Sallam dalam hadits yang dikutip oleh al-Mundziri dalam kitabnya at-Targhib wa at-Tarhib ini, “Maka Allah tidak menerima amalannya selama baju tersebut masih melekat di tubuhnya.”
Lantaran pakaian yang dibeli dari uang haram, maka doa dan amalan seorang hamba ditolak oleh Allah Ta’ala. Pasalnya, Allah Ta’ala Mahasuci dan Mahabaik. Dia hanya menerima yang baik dan suci.
Menelisik riwayat ini, hendaknya kita lekas-lekas sadar. Sebab urusan keterkabulan doa ini bukan sesuatu yang kecil. Ada soalan besar di baliknya, dan hal itu harus senantiasa menjadi perhatian bagi kita semua.
Mudah-mudahan kita bisa lebih hati-hati terkait segala persoalan yang berhubungan dengan harta. Baik itu penghasilan, makanan, minuman, pakaian, pun tempat tinggal dan sebagainya.
Ya Rabb kami, terimalah dari kami amalan dan doa-doa kami. Sungguh, Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Dan terimalah tabat kami. Sungguh, Engkau Maha Penerima Taubat dan Maha Penyayang. [Pirman/Kisahikmah]