Hidup itu ujian. Bagi yang dikurniai nikmat, ujiannya adalah; apakah mensyukuri atau kufur terhadap limpahan nikmat yang Allah Ta’ala berikan. Bagi mereka yang diuji dengan cobaan, musibah, atau ketidakenakan lainnya, ujiannya berupa; sabarkah atau mengeluh bahkan menyalahkan Allah Ta’ala.
Bagi mereka yang memiliki kecenderungan mengeluhkan semua yang telah Allah Ta’ala berikan, dialog yang Yunus bin Ubaid dan seorang lelaki berikut ini adalah terapi ampuh bagi mereka.
Lelaki yang mendatangi Yunus bin Ubaid adalah sosok yang senantiasa mengadukan kesusahan hidup yang dialaminya. Maka, Yunus menyampaikan tanya kepadanya, “Apakah kamu mau jika penglihatanmu ditukar dengan seratu ribu dirham?”
“Tidak,” tegas lelaki itu.
Selanjutnya, Yunus sampaikan pertanyaan kedua, “Bagaimana jika kedua tanganmu ditukar dengan uang senilai seratus ribu dirham?”
Lelaki itu kokoh dengan jawaban pertamanya, “Tidak.”
“Jika demikian,” lanjut Yunus, “bagaimana kalau yang ditukar kakimu dengan seratus ribu dirham?”
Tak berubah, lelaki itu tetap sampaikan jawab, “Tidak.”
“Aku melihatmu memiliki ratusan ribu dirham,” tanya Yunus bin Ubaid, “tetapi mengapa engkau masih mengeluhkan keadaanmu?”
Sahabat, barang kali lelaki itu adalah kita. Sosok yang mudah mengeluh; sibuk dengan yang tidak ada dan lupa dengan nikmat yang melimpah, sibuk dengan hitungan mata uang dan lalai dengan kesehatan yang telah dan sedang dinikmati.
Bahwa hidup membutuhkan uang itu benar. Tapi, seberapakah nikmat harta dan uang jika kita diuji dengan sakit menahun sehingga tergeletak di sudut kamar rumah sakit; makan susah, tidur tak nyenyak, dan tidak bisa menikmati indahnya dunia ciptaan-Nya?
Padahal, kita dituntut untuk menjadi hamba yang pandai bersyukur; menikmati setiap detail karunia Allah Ta’ala dengan memanfaatkannya di jalan ibadah. Bahwa sehat adalah mahal dan harus dimanfaatkan dalam rangka menjalankan ibadah serta menjauhi maksiat.
Begitupun dengan harta; seberapa pun jumlahnya harus dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk kepentingan jihad di jalan-Nya. Jangan sampai harta yang berasal dari Allah Ta’ala itu digunakan untuk ingkar dan menentang ajaran-ajaran-Nya.
Mudahnya, jika anda seorang ayah atau ibu; bersediakah jika uang yang anda berikan kepada sang anak digunakan untuk menghancurkan bahkan menyerang anda sebagai orang tua?
Semoga Allah Ta’ala mengampuni kesalahan dan setiap dosa yang kita lakukan. Aamiin. [Pirman]