Ulama yang Langsung Hafal dalam Sekali Dengar

0
hafal dalam sekali dengar
ilustrasi (pinterest)

Islam kaya dengan tokoh-tokoh luar biasa dalam keilmuan. Baik ilmu agama, militer, maupun sains. Di antara mereka, ada ulama-ulama yang langsung hafal dalam sekali dengar. Ya, Anda tidak salah baca. Mereka memang memiliki ingatan sekuat alat perekam.

Imam Tirmidzi

Salah satu di antara ulama itu adalah Imam Tirmidzi. Nama lengkapnya Muhammad bin Isa bin Musa Adh-Dhahak As-Sulami At-Tirmidzi Al-Imam Al-Alim Al-Bari’. Ia lahir pada 210 hijriyah dan tumbuh di Tirmidz, sebelah utara Iran. Terkenal dengan panggilan Imam At-Tirmidzi.

Imam Tirmidzi adalah seorang imam panutan dalam hadits. Karya terbesar Imam Tirmidzi adalah kitab hadits Al-Jami’ atau Sunan Tirmidzi. Karya lainnya antara lain At-Tawarikh dan Al-‘Ilal.

Al-Hakim mengatakan mengenai kedudukan Imam Tirmidzi. “Aku pernah mendengar Umar bin Malik berkata, “Setelah Imam Bukhari meninggal, maka tidak ada orang di Khurasan yang seperti Imam Tirmidzi dalam keilmuan, derajat kehafizhan, wara’ dan zuhudnya. Imam Tirmidzi menjadi buta akibat sering menangis dan dia menjalani hidup ini dengan kebutaan mata selama beberapa tahun hingga beliau wafat.”

Imam Adz-Dzahabi mengatakan, “Imam Tirmidzi adalah seorang yang hafizh dan tsiqah yang melahirkan karya Al-Jami’.”

Mengenai kehebatan hafalan Imam Tirmidzi yang langsung hafal dalam sekali dengar, Imam Adz-Dzahabi menuliskan kisahnya dalam Tadzkirah Al-Huffazh.

Imam Tirmidzi telah menulis dua jilid kumpulan hadits dari seorang syekh. Dalam perjalanan menuju Makkah, ia bertemu syekh tersebut. Kesempatan itu tak ia sia-siakan. Ia meminta kepada syekh tersebut untuk membacakan hadits kepadanya.

Rupanya, buku yang Imam Tirmidzi bawa bukan buku berisi catatannya. Saat mengetahui buku yang dipegang oleh pemuda di depannya masih putih bersih, syekh tersebut menegurnya. “Apakah engkau tidak malu kepadaku?”

Imam Tirmdizi lantas menceritakan bahwa ia salah membawa buku. “Tapi, saya sudah menghafalnya, Syekh.”

Syekh tersebut tidak langsung percaya. Ia menguji hafalan Imam Tirmidzi. Ternyata benar, pemuda di hadapannya tersebut telah hafal hadits-hadits yang ia sampaikan.

“Apakah engkau sudah menghafal hadits-hadits itu sebelumnya?”

“Tidak, Syekh. Aku baru menghafalnya saat ini.”

Syekh tersebut mengujinya lagi. Kali ini, ia membacakan 40 hadits. “Coba ulangi hadits-hadits yang kusampaikan tadi.”

Imam Tirmidzi menyampaikan hadits-hadits yang baru ia dengar itu. Sempurna, tidak ada satu huruf pun yang keliru.

Qatadah

Namanya adalah Qatadah bin Di’amah As-Sadusi. Seorang tokoh tabi’in yang menjadi ahli tafsir dan perawi hadits. Ulama yang lahir pada tahun 60 hijriyah ini berguru kepada sejumlah sahabat Nabi seperti Anas bin Malik, Abdullah bin Sarjis, dan Anas bin Nadhr.

Sejak lahir, Qatadah tidak bisa melihat. Namun, Allah karuniakan kepadanya kekuatan hafalan yang luar biasa. Selain hafal Al-Qur’an, ia hafal banyak hadits dari mendengar. Bahkan, ia langsung hafal sekali dengar.

Suatu ketika, Qatadah datang menemui Said bin Musayyab untuk memperbanyak periwayatan darinya selama beberapa hari. Luar biasanya, Qatadah mampu menghafal semua yang Said sampaikan dalam sekali dengar.

“Aku tidak menyangka Allah telah menciptakan manusia seperti dirimu,” kata Said bin Musayyab.

“Qatadah adalah orang yang paling kuat hafalannya dari kalangan penduduk Basrah. Tidaklah ia mendengar sesuatu melainkan langsung bisa menghafalnya,” kata Imam Ahmad. [Muchlisin BK – Kisah Hikmah]

Artikel sebelumnyaMengapa Abu Hurairah Paling Banyak Meriwayatkan Hadits?
Artikel berikutnyaMengapa Sufyan Ats-Tsauri Digelari Amirul Mukminin fil Hadits?