Para ulama mendefinisikan taqwa sebagai melakukan perintah Allah Ta’ala dan menjauhi semua larangan-Nya. Definisi ini diperkuat dengan sekian banyak penjelasan dari ulama lain, sejak zaman Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam hingga generasi terbaik setelahnya.
Di antaranya, Sayyidina ‘Ali bin Abi Thalib sang menantu Nabi. Beliau menjelaskan, taqwa memiliki empat kriteria. Siapa saja yang melakukan keempat hal ini, baginya berhak predikat muttaqin.
Takut kepada Allah Ta’ala
Jika takut kepada makhluk bermakna menjauhi sejauh-jauhnya, maka takut kepada Allah Ta’ala bermakna mendekat kepada-Nya dengan cara pendekatan yang terbaik. Mereka bergegas melakukan perintah Allah Ta’ala, tetapi merasa takut jika amalnya tidak diterima. Hasilnya, mereka pun bersungguh-sungguh dan senantiasa melakukan amalan dengan kualitas terbaik.
Iman kepada Yang Diturunkan-Nya
Ialah al-Qur’an yang merupakan wahyu Allah Ta’ala melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk seluruh kaum Muslimin. Orang bertaqwa akan membaca, mempelajari, menghafal, menadabburi, mengamalkan, lalu mendakwahkannya kepada orang lain.
Selain itu, mereka juga akan senantiasa beramal dengan apa yang disunnahkan dalam banyak riwayat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, di samping sebagai penjelas atas perintah-perintah yang tidak didetailkan di dalam al-Qur’an al-Kariim.
Maka dalam keseharian, mereka adalah orang yang rajin mendirikan shalat wajib berjamaah awal waktu di masjid, berinteraksi dengan al-Qur’an, senantiasa membayar zakat, menjalankan puasa Ramadhan, berhaji ke Baitullah jika mampu, dan amal-amal shalih lain yang amat banyak jumlahnya.
Termasuk di dalamnya, mereka bergegas dan amat bersemangat untuk melakukan amalan sunnah, baik sunnah Rawatib, Dhuha, Tahajjud, Witir, puasa Ayyamul Bidh, senin-kamis, sedekah, tersenyum kepada sesama, peduli kepada anak yatim, fakir miskin, suka menolong, tidak berlaku zhalim, berbakti kepada kedua orang tua, sopan dan hormat kepada yang lebih tua, sayang kepada yang lebih muda, memberikan pendidikan yang layak kepada anak, memberikan nafkah kepada anak-anak dan istri-istri, menghormati suami (pasangan hidup), saling tolong menolong dalam kebaikan dan taqwa, membaca buku-buku bermanfaat, wakaf, dan lain sebagainya. [Pirman/Kisahikmah]
Bersambung ke Empat Kriteria Taqwa menurut Sayyidina ‘Ali bin Abi Thalib (2)
*Rujukan: ceramah Habib Ali Zainal Abidin al-Hamid