Dua Cara Lindungi Diri dari Godaan Jin dan Manusia menurut Imam  Ghazali

0
sumber gambar: internasional.kompas.com

Di dalam surat an-Naas disebutkan bahwa manusia harus senantiasa meminta perlindungan kepada Allah Ta’ala. Dialah Pemelihara, Penguasa, dan Tuhan seluruh manusia. Manusia harus meminta perlindungan diri kepada Allah Ta’ala dari godaan jin dan manusia yang senantiasa membisikkan keburukan ke dalam dada, atau menggelincirkan secara kasat mata.

Imam Ghazali yang berjuluk Hujjatul Islam membeberkan dua kiat yang bisa dilakukan untuk meminta perlindungan diri kepada Allah dari godaan jin dan manusia.

Membaca Ta’awwudz

Mengucapkan kalimat yang digaransi bisa melindungi seorang manusia dari segala jenis godaan setan, keturunan, dan bala tentaranya. Saat mengucapkan kalimat ini, hendaknya seseorang membayangkan bahwa setan (jin) senantiasa mengintip dan mengintainya.

Ketika manusia lengah, setan akan bersegera membisikkan keburukan ke dalam dada. Ialah bisikan untuk berbuat dosa, godaan untuk berlaku curang, hasutan untuk bertindak aniaya, bahkan embusan untuk menuruti jahatnya syahwat yang hina tiada dua.

“Jika engkau lengah,” tutur penulis Ihya’ ‘Ulumuddin ini, “pastilah hatimu dipalingkan dari mengingat Allah Ta’ala.”

Sedangkan sebab yang menjadikan setan menggoda ialah perasaan iri. Mereka enggan saat mendapatkan perintah dari Allah Ta’ala, tetapi manusia justru bersegera dalam melakukan berbagai tindakan amal. Setan pun iri, lalu menggoda agar manusia urung atau meninggalkan amal dan kelak bergabung bersama mereka di neraka.

Meninggalkan Kesukaan Setan

Inilah hal kedua yang tak kalah pentingnya. Bahwa mengucap kalimat meminta perlindungan itu penting, tapi tidak cukup. Harus ada tindakan nyata berupa meninggalkan dosa dan sibuk dalam amal ketaatan. Inilah perlindungan yang paripurna.

Jika hanya mengucapkan tanpa aksi, maka hal itu tak ubahnya mengatakan ‘Jangan terkam aku’ saat diancam binatang buas, tapi tidak bergegas pergi melarikan diri.

“Demikian juga keadaan orang yang masih mengikuti kehendak syahwatnya,” tutur Imam Ghazali, “padahal syahwat merupakan kehendak setan dan dibenci Allah Ta’ala.”

“(Ucapan itu) tidak akan menolong (seorang hamba). Tidak akan menolong jika hanya bacaan. Tapi,” katanya sampaikan penjelasan, “selain berucap, bertindaklah segera meninggalkan kesukaan setan dan masuklah ke dalam benteng yang kokoh.”

Benteng yang kokoh itulah dzikir dan berbagai jenis amal shalih yang disunnahkan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]

Artikel sebelumnyaOrang yang Menangis di Surga
Artikel berikutnyaMengapa Orang Majusi Persia Menyembah Api?