Dibacakan Ayat Ini, Tangis Raja Nasrani Pun Pecah

0

Islam adalah satu-satunya agama yang dibenarkan oleh Allah Ta’ala. Islam menjadi risalah tunggal yang disyariatkan dari Nabi Adam ‘Alaihis salam hingga Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam dan umatnya hingga akhir zaman.

Sebelum Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam diutus, umat-umat terdahulu diwajibkan untuk mengikuti syariat yang diberikan kepada Nabinya, tapi hanya bersifat sementara dan tetap beriman kepada Allah Ta’ala Yang Mahaesa.

Karenanya, ajaran yang dibawa oleh Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi  Isa ‘Alaihimus salam dan Nabi-nabi lainnya, semuanya tentang ajaran tauhid untuk menjadikan Allah Ta’ala sebagai satu-satunya sesembahan.

Tidak ada satu pun Nabi yang memerintahkan umatnya untuk menyembah dirinya. Semua Nabi mengajak umatnya untuk menyembah Allah Ta’ala dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam.

Sebagai bukti bahwa hanya ada satu ajaran yang haq, maka para Nabi itu berwasiat kepada umatnya akan diutusnya Nabi akhir zaman, yang menjadi imam bagi para Nabi dan penutup seluruh Rasul. Ialah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib, dari suku Quraisy.

Sayangnya, lantaran gengsi kesukuan dan sikap sombong yang dibisikkan sebagai virus ke dalam hati oleh iblis yang terlaknat, umat Yahudi dan Nashrani mengingkari kerasulan Nabi Muhammad hanya karena beliau bukan berasal dari sukunya.

Bahkan, bukti bahwa para pemuka Nashran beriman kepada Allah Ta’ala termaktub jelas dalam ayat-ayat al-Qur’an dan hadits mulia Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam.

Ialah Ja’far bin Abi Thalib yang hijrah ke Habasyah, Ethiopia. Di hadapan raja Najasyi yang beragama nashrani, dia membaca ayat pertama surat Maryam.

“Kaaf Haa Yaa ‘Ain Shaad.”

Disebutkan dalam riwayat yang shahih, ketika dibacakan ayat ini, raja beserta seluruh  uskup-uskup dan pendeta-pendeta Nashrani di tempat itu saling menangis hingga air mata membasahi janggut mereka.

Berdasarkan informasi dari pengikut-pengikut Nabi Isa yang masih teguh imannya, sosok yang disebut sebagai imam para Nabi dan penutup risalah kenabian benar-benar sudah diutus oleh Allah Ta’ala ke muka bumi. Maka mereka pun menangis.

Sayangnya, meski mengetahui, banyak yang tidak berikrar syahadat karena satu dan lain sebab.

Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]

Artikel sebelumnyaSengsara di Dunia, Sangat Bahagia di Akhirat
Artikel berikutnyaUntuk Anda yang Pesimis Untuk Menghafal al-Qur’an