Banyak yang berburuk sangka kepada tasawuf. Banyak orang yang menyangka bahwa tasawuf selalu sesat. Saking salahnya pemahaman ini, tasawuf menjadi bulan-bulanan beberapa oknum kaum Muslimin.
Lantas, bagaimana sejatinya tasawuf yang benar? Berikut ini uraian Syaikh Husnain Muhammad Makhluf, seorang mantan Mufti kerajaan mesir dan anggota Himpunan Ulama Kairo.
Tasawuf menurut beliau adalah;
Pendidikan teoritis dan aplikatif tentang jiwa,
terapi penyakit hati,
penanaman sifat-sifat mulia,
membuang sifat-sifat hina,
membuang nafsu,
latihan kesabaran,
keridaan, dan
ketaatan.
Lebih lanjut, beliau mengatakan, tasawuf adalah;
Penggemblengan dan kesungguhan jiwa,
introspeksi total terhadap segala perbuatan hati dan dampak-dampaknya,
pemeliharaan hati dari kelalaian dan bisikan berbahaya,
pengusiran terhadap apa saja yang menghalangi seorang sufi dari perjalanannya menuju Allah Ta’ala,
zuhud terhadap segala hal yang dapat melalaikan dirinya untuk ingat kepada Allah Ta’ala dan ketergantungan pada selain-Nya.
Semakin melengkapi dan mencerahkan, beliau mengatakan, tasawuf merupakan;
Mengenal dan yakin terhadap Allah Ta’ala,
mengesakan dan memuliakan-Nya,
menghadap kepada Allah,
menerima ketentuan-Nya,
berpaling dari selain-Nya,
selalu ibadah dan taat kepada-Nya,
tidak melanggar batasan-batasan-Nya,
ibadah sesuai ajaran-Nya, dan
mengikuti anjuran dan saran para penolong dan para pecinta-Nya demi meraih keutamaan dan kemuliaan.
Sebagai pamungkas, Syeikh Husnain Muhammad Makhluf mengatakan, “Intinya, sebelum menjadi ilmu, tasawuf seperti seni Islam sesudahnya; yaitu ilmu dan hikmah, penjelasan dan hidayah, pendidikan dan pembelajaran, terapi dan preventif, taqwa dan istiqamah, sabar dan jihad, menjauhi malapetaka dan hiasan duniawi.”
Demikian inilah sebenar-benarnya definisi tasawuf. Ia merupakan salah satu cabang ilmu Islam yang berdasarkan al-Qur’an, sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam dan atsar para sahabat serta tabi’in. Tasawuf merupakan ilmu yang berfokus pada pembenahan jiwa dan akhlak manusia sebagaimana visi utama diutusnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam untuk menyempurnakan akhlak manusia.
Namun demikian, ada beberapa penyimpangan yang dilakukan oleh oknum yang mengaku-ngaku sebagai sufi. Mereka melakukan berbagai makar atas nama kebodohan yang disadari atau tidak. Jumlah mereka amat banyak dan tersebar di berbagai penjuru.
Oleh karena itu, kita harus waspada agar tidak salah pilih dan tidak asal mengikuti. Belajarlah tasawuf pada sosok-sosok yang dekat dan mengamalkan al-Qur’an dan sunnah Nabi Shallalalhu ‘Alaihi Wa sallam.
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]
Sumber: Risalah al-Mustarsyidin, syarah oleh Syaikh Abdul Fattah Abu Ghuddah