Waspadalah! Inilah Ciri-ciri Tasawuf yang Sesat

0
sumber gambar: islamjawa.wordpress.com

Selain menjelaskan ciri-ciri tasawuf yang murni dan benar, Syaikh Husnain Muhammad Makhluf juga menjelaskan ciri-ciri tasawuf yang sesat dan menyimpang. Sebagaimana disampaikan dalam catatannya atas syarah Risalah al-Mustarsyidin Imam al-Muhasibi oleh Syaikh Abdul Fattah Abu Ghuddah, sosok mantan mufti Kerajaan Mesir dan anggota Himpunan Ulama Kairo ini membagi tasawuf  yang sesat dan menyimpang menjadi dua jenis.

Hendaknya kita waspada agar selektif dalam mengikuti ajaran tasawuf ini.

Tasawuf yang Dibuat-buat dan Menyimpang

Para pelaku tasawuf di kelompok ini disebutkan mengimani ajaran menitisnya Tuhan pada seluruh makhluk (hulul), berpakaian layaknya para sufi, menarik orang awam, licik dan mudah melakukan pemalsuan, memasukkan paham atheis, menyelundupkan pernyataan-pernyataan menyimpang ke dalam Islam untuk menyesatkan kaum Muslimin.

Sejatinya, mereka bukan termasuk ulama sufi, tidak ada tanda-tanda sufi di dalam dirinya, mengingkari ulama-ulama sufi sebelumnya, dan menganggap ulama-ulama pendahulu sebagai kafir, atheis, dan mengada-ada.

Lama kelamaan, kesesatan mereka akan terungkap dan terbantahkan. Tasawuf mereka tidak diakui oleh mayoritas ulama.

Tasawuf Palsu

Pelaku tasawuf di kelompok ini mengaku sebagai kaum sufi, menjadikan simbol-simbol sufi, menyebarkan bid’ah, dan memiliki kebiasaan-kebiasaan di luar tasawuf lainnya.

Ketika kita mendapati pernyelewengan dalam hal ini, hendaknya berlaku bijak dengan tidak menyerang guru sufi. Pasalnya, ada begitu banyak kesalahpahaman yang terjadi di kalangan para penuntut ilmu tasawuf.

Biasanya, hal ini hinggap pada mereka yang tidak belajar secara menyeluruh. Mereka hadir hanya saat  ritual dzikir dan melewatkan banyak taujih, hikmah, penjelasan, dan mau’izhah dari para mursyid maupun wakilnya.

Mereka lebih banyak menggunakan logika dan nalarnya. Saat itu, setan merasuk ke dalam pemikiran dan mulai merusak semuanya. Setan akan menjerumuskan para murid sufi agar menyimpang sehingga menyebarkan paham yang keliru.

Oleh karenanya, penting bagi para penuntut ilmu tasawuf agar senantiasa menghubungkan diri dan pemahamannya dengan sang guru. Rajin-rajinlah melakukan talaqi dan mengonsultasikan pengalaman spiritual yang didapatkan.

Sebab bagi seorang murid, menyendiri adalah awal mula kehancuran. Saat seorang murid mengasingkan diri dari gurunya, ketika itu pula setan mendekat dan mulai mengacaukan.

Semoga Allah Ta’ala senantiasa membimbing kita untuk mendapatkan kebenaran yang sejati. Aamiin.

Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]

NB: Yang berminat memiliki Risalah al-Mustarsyidin Imam al-Harits al-Muhasibi yang dijelaskan oleh Syaikh Abdul Fattah Abu Ghuddah, silakan pesan di 085691479667 (SMS/WA)

Artikel sebelumnyaSebarkan! Inilah Ciri-ciri Tasawuf yang Benar
Artikel berikutnyaDalil Adanya Setan dari Golongan Manusia