Bahagianya sepasang suami-istri baru ini. Cinta masih bermekaran dalam taman-taman rindu. Asyik memadu kasih, hingga lahirlah seorang buah hati yang menyejukkan pandangan mata. Bertambah nikmat ketika usaha keduanya berhasil dengan gilang-gemilang.
Hingga sebuah petaka menghantam rumah cinta itu. Usahanya menurun, banyak mendapati gagal, sampai-sampai harus menjual satu-satunya aset yang baru saja mereka miliki, sebuah rumah. Niatnya, rumah itu hendak dijual, lalu uangnya digunakan untuk membeli rumah dengan ukuran yang lebih ramping dengan harga yang lebih murah.
Malangnya, meski berbagai upaya telah dikerahkan, rumah yang bagus dan terletak di lokasi strategis itu tak kunjung laku. Dua anak manusia ini pun dihinggapi bingung. Keduanya oleng. Pikrannya tak menentu.
Dalam kekalutan persoalan hidup itulah, keduanya tersadar. Selama ini, mereka sangat mudah meninggalkan shalat. Si suami juga amat jarang menginjakkan kaki di masjid-masjid yang seharusnya didatangi lima kali dalam satu hari. Pun dengan amalan sedekah, padahal keduanya dilimpahi harta.
Seketika setelah menyadari kekeliruan hidupnya itu, Allah Ta’ala memberikan petunjuk. Mulanya dari ceramah di sebuah jejaring sosial, youtube. Keduanya bersepakat untuk menyimak kajian dari salah satu ustadz yang terkenal dengan ceramah sedekahnya, Ustadz Yusuf Mansur.
Meski hanya menyimak dari youtube, keduanya sepakat mencatat baik-baik poin penting, lalu berniat untuk mengamalkannya. Riyadhah dikencangkan, sedekah diniatkan, sejak detik itu juga, tanpa menunda.
Sampailah pada suatu ketika, dalam rangkaian riyadhah itu, sang suami bertemu dengan seorang laki-laki tak jauh dari kediamannya. Aneh, laki-laki penjual pakaian yang dia temui itu seperti memaksa meminta bantuan. Sedekah.
Dagangannya tidak laku. Sementara dia harus pulang kampung. Ketika diberi sejumlah uang, laki-laki ini memaksa untuk berkunjung ke rumahnya. Di rumah itu, ia memaksa minta uang tambahan agar bisa pulang kampung.
Sempat hendak marah, sang suami berhasil menaham emosinya. Dia memberikan sejumlah uang, sesuai permintaan laki-laki penjual pakaian tersebut. “Usaha saja di kampung. Gak usah jauh-jauh.” pesannya.
Tak lama setelah itu, ada orang yang mendatangi rumah sepasang suami istri di bilangan Kota Gudeg ini. Orang yang tak dikenal itu hendak membeli rumah yang selama ini sudah mereka iklankan. Tak perlu waktu yang lama, tamunya ini memberikan penawaran melebihi ekpestasi keduanya. Rumah itu pun laku dengan harga yang lumayan tinggi.
Selepas pindah ke rumah baru, keduanya sepakat untuk melanjutkan kebiasaan mulia ini. Tiap mendapat rezeki, keduanya senantiasa mendahulukan sedekah, sedekah, dan sedekah.
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]
Sumber: Dialog Jumat Republika (29/1/2016)