Hari itu, sang murid mendatangi kiyai tempatnya menimba ilmu. Saat ditemui, sang kiyai tengah sibuk dengan aktivitas kebaikan yang saban hari ditekuninya. Demi melihat sang murid datang, kiyai lembut hatinya itu mempersilakannya masuk ke dalam ruang tamu. Setelah duduk, keduanya pun terlibat dlam perbincangan hangat khas seorang kiyai kepada santrinya.
“Begini, Pak Kiyai,” sosok yang merupakan salah satu murid terbaik sang kiyai mulai melemparkan tanya, menyampaikan maksudnya. Lanjutnya, “Saya ingin meminta resep rahasia kesuksesan hidup di dunia dan kebahagiaan di akhirat kepada Kiyai,” ujarnya sembari tetap menunduk menghormati guru spiritualnya itu.
Seraya merendah, sang kiyai menukasi, “Kamu itu bagaimana? Minta resep sukses dunia dan akhirat kepadaku,” setelah terhenti dalam jenak, beliau melanjutkan, “memangnya kamu tahu kalau aku akan sukses dunia dan akhirat juga?” Sang murid yang mengetahui maksud kiyainya, hanya diam sembari menunggu jawaban.
Keduanya pun terdiam, batin sang murid menunggu-nunggu petuah kiyainya itu. Sembari menikmatiki teh dan mempersilakan muridnya untuk minum, sang kiyai berujar, “Buatlah surga tersenyum di rumahmu, Nak.” Lembut, bertenaga, singkat, namun mengundang tanya, “Surga tersenyum? Maksudnya apa, Kiyai?”
Lantas dengn ekspesi nan serius dan tetap santai, sang kiyai menerangkan,”Di rumahmu itu ada surga, ibumu. Buat beliau tersenyum dengan taat dan bakti kepadanya.” Murid yang mengetahui maksud kata surga itu pun mengangguk memahami. Sang kiyai melanjutkan, “Jangan sampai kau bahagiakan banyak orang di luar rumahmu, tapi surga di rumahmu justru tak kau urusi, Nak.”
Lepas perbincangan singkat yang diselingi banyak canda dan tawa itu, sang murid berpamit seraya berkata, “Jazakallah ahsanal jaza’, Kiyai,” pamit sang murid sembari mencium hormat tangan kiyainya itu.
Sepulangnya dari pesantren, sang murid berkembang menjadi ustadz yang dicintai jamaahnya. Demi mempraktikkan nasihat kiyainya itu pula, beliau berniat membuat “kontrak akhirat” dengan sang ibu dengan membagi dua sama rata penghasilan yang didapatnya. Selain itu, beliau juga berkomitmen untuk tidak membeli rumah sebelum membuatkan rumah untuk ibunya yang dikiaskan dengan surga oleh sang kiyai.
Alhamdulillah, murid yang meminta nasihat dari kiyainya ini telah menjadi salah satu ustadz kenamaan di negeri ini. Beliau adalah ustadz yang pernah menolak mendatangi undangan dari seorang menteri karena ibunya sakit. Beliau adalah ustadz Ahmad al-Habsyi.
*Rujukan: Ada Surga di Rumahmu, Mukjizat Orangtua Sempurnakan Suksesmu, Ahmad al-Habsyi.