Semoga Allah Ta’ala melindungi kita dari dahsyatnya neraka jahannam, dan memasukkan kita ke dalam surga-Nya bersama para Nabi, syuhada’, shiddiqin, dan orang-orang shaleh lainnya. Sebab neraka adalah seburuk-buruk tempat kembali, dan surga adalah tempat yang tak tertandingi kualitas dan kuantitas kenikmatannya.
Mengimani surga dan neraka adalah bagian dari iman kepada yang ghaib. Di dalam al-Qur’an banyak disebutkan ayat-ayat peringatan; agar kita menjaga diri dari siksa neraka. Dan juga ayat yang berisi kabar gembira, bahwa surga telah disediakan dan akan dijadikan tempat istirahat terbaik.
Jumhur ulama’ sepakat bahwa neraka sudah dipersiapkan (disediakan) bagi orang yang mengingkari Allah Ta’ala dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Hal ini berdasarkan kalimat U’iddat lilkafirin sebagaimana disebutkan dalam surah al-Baqarah ayat 24.
Tulis Ibnu Katsir menjelaskan tafsir kalimat ini, “Banyak Imam Ahli Sunnah yang menjadikan ayat ini sebagai dalil bahwa neraka sudah ada sekarang ini, berdasarkan firman Allah Ta’ala, ‘U’iddat’, yang artinya ‘telah disediakan dan disiapkan.'”
Selain itu, banyak pula dalil dari sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang menjelaskan seberapa jauh dan lamanya jarak yang ditempuh oleh sebuah batu yang dijatuhkan dari tepi hingga sampai di dasar neraka.
Abdullah bin Mas’ud pernah menyampaikan sebuah hadits. Beliau berkata, “Kami pernah mendengar suara sesuatu yang jatuh.” Kemudian, mereka bertanya kepada Nabi, “Apa itu?” Lantas, apa jawaban yang disampaikan oleh Rasulullah?
“Itu adalah batu yang dilontarkan dari tepi neraka jahannam,” sabda Nabi menerangkan, “sejak tujuh puluh tahun yang lalu,” pungkas Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim, “dan sekarang telah sampai di dasarnya.”
“Namun,” tulis Ibnu Katsir menjelaskan hadits ini, “golongan Mu’tazilah telah berbeda pemahaman dalam hal ini.” Mereka berbeda sebab kebodohan, bukan berdasarkan dalil yang shahih. Pungkas Ibnu Katsir mengakhiri penjelasannya, “Dan al-Qadhi Mundzir bin Sa’id al-Baluthi (seorang hakim Andalus) juga berpahaman sama seperti mereka.”
Demikianlah. Batu yang dijatuhkan dari tepi neraka baru sampai tujuh puluh tahun kemudian di dasar neraka.[Pirman]