Berikut ini penuturan salah satu peserta dalam program Belajar Menulis Online. Meski sudah lama memiliki hobi membaca, keinginannya untuk menjadi penulis justru terbangkitkan setelah mempelajari materi pertama dalam program ini.
Belajar Menulis Online ini merupakan program yang diinisiasi untuk melahirkan banyak penulis yang teguh di jalan kebenaran.
***
Sejak SD, saya memiliki hobi menulis. Saya menulis tentang isi hati, pengalaman pribadi, dan beberapa kali menulis balasan surat cinta untuk teman yang mulai terkena virus merah jambu.
Saya memulai menulis di buku diary, lalu berubah yang agak kekinian dengan menulis di binder. Lalu saya menulis dengan menggunakan laptop atau smartphone.
Terpikir menjadi Penulis?
Tidak. Sama sekali tidak. Karena saya cukup tahu diri dalam hal ini. Meski demikian, saya pun tidak berhenti menulis. Menulis bagi saya menjadi semacam regulasi emosi, meringankan untuk berbagai rasa yang tidak bisa terungkap dengan bicara.
Sampailah siang ini, saya mencoba ikut Belajar Menulis Online yang dipandu oleh Redaksi Eksekutif Kisahikmah(dot)com. Pada sesi materi pertama, awalnya saya menyimak rekaman sambil merapikan buku sampai akhirnya saya memutuskan menghentikan semua aktivitas dan khusyu’ mendengarkan materi.
Saya baru sadar bahwa buku-buku di rumah, berbagai macam kitab dan tafsir pasti asa sang muallif, ada penulisnya.
Membayangkan pahala jariyah yang diterima sang muallif ketika setiap kata dalam buku yang ditulisnya mampu mencerahkan bahkan menjadi jalan hidayah, karyanya terus dicetak dan diambil manfaatnya, padahal sang penulis sudah tiada.
Seharusnya, pemikiran seperti ini sudah terbesit sejak dahulu ketika saya mengkhatamkan Laskar Pelangi lebih dari sepuluh kali. Energi Andrea Hirata yang membuat saya nekat hijrah dari Cianjur ke Jakarta hanya untuk merasakan bangku kuliah. Tapi qadarulloh, pikiran untuk menjadi penulis justru terbit dan mengemuka melalui program Belajar Menulis Online ini.
Menulis bisa jadi berbuah sangat manis, bukan hanya tentang regulasi emosi, hobbi, motivasi duniawi. Tapi ternyata, dari balik kursi kita bisa menebar kebaikan, membuka pintu hidayah, dan mendapat berkah. Tulisan kita bisa menjadi salah sattu amal yang tidak akan berhenti pahalanya walau jasad sudah di dalam tanah. [Iis Siti Muhlisoh – Peserta Belajar Menulis Online]