Ayat yang Mendamaikan Dua Suku yang Bermusuhan di Madinah

0

Dua suku yang senantiasa bertentangan di Madinah sebelum datangnya Islam adalah Aus dan Khazraj. Mereka terbiasa berseteru, saling hina, mencai satu dengan yang lainnya, bahkan berperang. Setelah Islam datang, mereka berdamai sebab berada dalam naungan agama yang sama.

Oleh karena itulah, ada pihak yang tidak senang melihat ketenangan di antara kedua suku tersebut dalam naungan Islam yang mulia dan menyelematkan. Mereka adalah orang Yahudi yang kebiasaannya mengadu domba dan menghalangi orang-orang dari Islam yang menyejahterakan.

Suatu hari ada seorang Yahudi yang melewati sebuah perkumpulan kaum muslimin. Hati si Yahudi terbakar sebab melihat orang-orang dari suku Aus dan Khazraj berdamai, akrab, dan mesra dalam majlis tersebut. Maka, Yahudi itu pun mengutus seseorang untuk mengacaukan perkumpulan tersebut.

Orang yang diutus itu pun mengobarkan ingatan masa lalu dari masing-masing suku tersebut. Tentang pertempuran yang terjadi di antara keduanya dalam peristiwa Bu’ats, dan peperangan lainnya. Utusan itu terus mengaduk-aduk emosi kedua suku tersebut hingga masa lalu menjadi nyata dalam imajinasi mereka.

Hasilnya, sebagaimana diterangkan oleh al-Hafizh Ibnu Katsir, “Emosi mereka pun bangkit, sebagian mereka murka atas sebagian yang lainnya. Masing-masing dari mereka saling mengobarkan emosi, meneriakkan slogan-slogan, mengangkat senjata dan saling mengancam untuk mengadakan perang tanding di lapangan terbuka.”

Maka peristiwa ini pun dilaporkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Beliau mendatangi keduanya seraya mengatakan, “Apakah kalian menaati seruan jahiliyah, padahal aku masih berada di tengah-tengah kalian?”

Setelahnya, Nabi membacakan salah satu ayat al-Qur’an yang ditujukan kepada mereka. Terang Muhammad bin Ishaq bin Yasar, “Mereka pun menyesali apa yang mereka lakukan. Dan, akhirnya saling bersalaman, berpelukan, dan meletakkan senjata masing-masing. Semoga Allah Ta’ala meridhai mereka semuanya.”

  وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

Dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara. Dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (Qs. Ali ‘Imran [3]: 103)

Dalam riwayat lain dari ‘Ikrimah, beliau mengatakan bahwa ayat ini turun dalam peristiwa Haditsul Ifki ketika para sahabat naik pitam sebab termakan fitnah yang keji. Wallahu A’lam. [Pirman]

Artikel sebelumnyaTiga Perkara yang Diridhai dan Tiga Keadaan yang Dibenci Allah
Artikel berikutnyaJika Bukan karena Amalan Ini, Allah akan Segerakan Azab-Nya