Dalam Al-Qur’an, ada beberapa ayat tentang istiqomah. Satu di antaranya merupakan ayat yang menjelaskan keutamaan istiqomah beserta turunnya malaikat kepada orang tersebut.
Surat apa ayat berapa? Kapan turunnya malaikat kepada orang yang istiqomah menurut tafsir ayat tersebut?
Ayat tentang Istiqomah dan Keutamaannya
Ayat pertama yang menjelaskan keutamaan istiqomah adalah Surat Fussilat ayat 30.
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan) “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan bergembiralah dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” (QS. Fussilat: 30)
Ayat ini menjelaskan bahwa orang-orang yang mengatakan “Tuhan kami adalah Allah” kemudian istiqomah, akan turun malaikat kepadanya untuk memotivasi agar tidak takut, tidak sedih, dan bergembira dengan janji surga.
Kapan turunnya malaikat tersebut? Ada tiga penafsiran. Pertama, menjelang wafatnya orang yang istiqomah. Ini merupakan penafsiran Mujahid, As-Saddi, dan Zaid ibnus Salam.
Kedua, saat orang yang istiqomah bangkit dari kubur. Ini merupakan penafsiran dari Ibnu Abbas dan Ibnu Jarir. Ibnu Katsir menyebutkan kedua penafsiran ini dalam tafsirnya.
Ketiga, malaikat datang saat orang yang istiqomah tersebut masih hidup. Buya Hamka termasuk ulama yang meyakini penafsiran ini.
“Dan beranilah pula saya menyatakan bahwa boleh juga agaknya kita tafsirkan bahwa malaikat itu datang bukan seketika orang akan meninggal saja. Bukan ketika nyawa akan cerai dengan badan saja, bukan ketika Munkar dan Nakir menyambut di kubur saja, dan bukan ketika mendengar tiupan serunai sangkakala di hidup kedua kali saja. Bahkan ketika kita masih hidup ini,” tulis Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar.
Meskipun orang yang istiqomah tidak bisa melihat malaikat di dunia, tetapi ia bisa merasakan tiga keutamaan istiqomah yang malaikat ‘bisikkan’ ini. Orang-orang yang istiqomah akan mendapatkan keberanian (asy-syaja’ah), ketenangan (al-ithmi’nan), dan optimis (at-tafa’ul).
Baca juga: Kelemahan Tukang Sihir
Ayat Keutamaan Istiqomah
Ayat lain yang menjelaskan keutamaan istiqomah adalah Surat Al-Ahqaf ayat 13-14.
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ . أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Al-Ahqaf: 13-14)
Dua ayat ini menjelaskan bahwa orang-orang yang istiqomah akan mendapatkan keberanian (asy-syaja’ah), ketenangan (al-ithmi’nan), dan surga (al-jannah).
Baca juga: Ayat Kursi
Ayat Perintah Istiqomah
Jika ayat-ayat di atas menunjukkan keutamaan istiqomah, ayat berikut ini memerintahkan istiqomah. Yakni surat Hud ayat 112.
فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Maka istiqamahlah (tetaplah) kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Hud: 112)
Baca juga: Kisah Nyata Keajaiban Istighfar
Ketika menjelaskan ayat ini dalam Tafsir Fi Zhilalil Quran, Sayyid Qutb menyebutkan tentang rambut Rasulullah tiba-tiba beruban. Karena begitu beratnya istiqamah. “Istiqamah ialah berlaku lurus dan menempuh jalan dengan tidak menyimpang,” tulisnya. [Muchlisin BK/Kisahikmah]