Kisah Abu Lahab Hingga Al-Qur’an Memastikannya Binasa

0
kisah abu lahab
ilustrasi (Ar Risalah)

Abu Lahab adalah salah seorang paman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Namun, Al-Qur’an memastikan ia akan binasa dan kelak di akhirat menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala. Bagaimana bisa begitu? Ini kisah Abu Lahab hingga Al-Qur’an memastikannya binasa.

Sebagai paman, Abu Lahab tidak membela Rasulullah sebagaimana Abu Thalib. Abu Lahab justru menjadi orang yang paling memusuhi beliau. Memusuhi dengan permusuhan yang sangat sengit. Tidak pernah membiarkan beliau berdakwah kecuali menyakiti tanpa henti.

Akar Permusuhan

Awalnya, sewaktu Rasulullah lahir, Abu Lahab ikut gembira. Sebab keponakannya baru saja hadir ke dunia. Melihat bayi yang tampan dengan aura cerah, lelaki yang memiliki nama asli Abdul Uzza bin Abdul Muthalib itu ikut bahagia.

Waktu terus berjalan. Tahun demi tahun berganti. Rasulullah yang menginjak usia remaja menuju dewasa, membuat Abu Lahab mengetahui bahwa keponakannya itu tidak seperti dirinya. Muhammad sama sekali tidak mau menyembah Hubal, berhala terbesar di Ka’bah. Tidak juga berhala lainnya.

Abu Lahab kagum dengan kejujuran dan kemuliaan Rasulullah sejak muda. Bagaimana tidak, penduduk Makkah menggelarinya al-amin. Bahkan para tokohnya sangat puas ketika Muhammad menjadi penengah pertikaian mereka tentang siapa yang berhak mengangkat hajar aswad saat renovasi Ka’bah. Namun, sikap Rasulullah yang anti-berhala membuatnya tidak suka.

Hal itu tampak saat Rasulullah bermaksud mengakhiri fase dakwah sembunyi-sembunyi menuju dakwah terang-terangan.

Sebelum mengetahuinya secara gamblang, Abu Lahab sudah curiga bahwa Rasulullah membawa sebuah ajaran yang bertolak belakang dengan paganisme. Ketika Rasulullah mengundang kerabat sebelum berdakwah secara terang-terangan kepada kaumnya, Abu Lahab langsung merecokinya.

Syaikh Shafiyyurahman menjelaskan dalam Ar-Rahiqul Makhtum, salah satu sirah nabawiyah terbaik, setelah menerima Surat Asy Syu’ara ayat 214, Rasulullah mengundang keluarga terdekatnya, Bani Hasyim. Sekitar 45 orang laki-laki dari Bani Hasyim memenuhi undangan itu.

Namun, ketika Rasulullah mau menyampaikan maksudnya, Abu Lahab menyela. “Mereka ini paman-pamanmu dan anak-anak mereka. Bicaralah dan tinggalkan kenakan-kanakan. Ketahuilah, kaummu tidak memiliki kekuatan untuk melawan seluruh bangsa Arab!”

Pertemuan pertama itu pun bubar tanpa hasil. Rasulullah tidak jadi berbicara di majelis itu.

Beberapa hari kemudian, Rasulullah kembali mengundang mereka. Beliau menyampaikan kepada mereka bahwa beliau adalah utusan Allah. Mengingatkan mereka tentang akhirat dan mengajak mereka untuk beriman kepada Allah. Abu Lahab langsung menentang dakwah itu tetapi Abu Thalib menyatakan akan membela keponakannya.

Ancaman Surat Al Lahab

Ketidaksukaan memuncak menjadi kebencian saat mengetahui keponakannya mendapat wahyu. Kebencian melahirkan permusuhan saat mengetahui Rasulullah mulai mendakwahkan tauhid.  Dan permusuhan itu pun terproklamirkan sejak hari pertama Rasulullah memulai dakwah terang-terangan.

Setelah mendapat dukungan dari Abu Thalib dan Bani Hasyim, Rasulullah pun memulai dakwah terang-terangan.

Imam Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam naik ke bukit Shafa, mengumpulkan orang-orang Quraisy lalu menyeru mereka.

أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَخْبَرْتُكُمْ أَنَّ الْعَدُوَّ يُصَبِّحُكُمْ أَوْ يُمَسِّيكُمْ أَمَا كُنْتُمْ تُصَدِّقُونِى

“Bagaimana pendapat kalian jika aku sampaikan kepada kalian bahwa musuh akan menyerang di pagi hari atau petang hari, apakah kalian percaya?”

Mereka menjawab, “kami percaya.” Lalu Rasulullah mengatakan,

فَإِنِّى نَذِيرٌ لَكُمْ بَيْنَ يَدَىْ عَذَابٍ شَدِيدٍ

“Maka sesungguhnya aku memperingatkan kepada kalian akan datangnya adzab yang keras.”

Tiba-tiba Abu Lahab menyela, “Tabbal laka alihaadzaa. Celakalah kamu ini, karena inikah engkau mengumpulkan kami?”

Maka Allah pun menurunkan Surat Al Lahab.

تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ

Binasalah kedua tangan Abu lahab dan sesungguhnya dia akan binasa.. (hingga akhir surat)

Sejak saat itu, Abu Lahab terus menerus memusuhi dan menyakiti Nabi. Sering kali ia mengikuti Rasulullah dari belakang. Ketika Rasulullah menyampaikan dakwah, khususnya kepada orang-orang luar yang datang ke Mekah, Abu Lahab menyergahnya dengan mengatakan bahwa beliau penyihir atau pendusta.

Bahkan bukan hanya cercaan dan beragam permusuhan dengan lisan, Abu Lahab dan istrinya juga menyakiti Rasulullah secara fisik. Misalnya meletakkan duri di depan rumah beliau. Pernah juga Abu Lahab melempar batu ke arah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Akhir Hayat Abu Lahab

Surat Al Lahab memastikan Abu Lahab akan binasa. Dan ternyata kebinasaan Abu Lahab bukan hanya nanti akhirat, tetapi juga di dunia.

Usai perang badar, Abu Lahab sedih karena pasukan Quraisy kalah dan teman-temannya banyak terbunuh. Abu Jahal, Umayyah bin Khalaf, Utbah bin Rabiah, Syaibah bin Rabiah, semuanya tewas.

Tak lama setelah itu, Allah menimpakan luka bernanah di sekujur tubuh Abu Lahab. Orang-orang sangat jijik dengan penyakit tersebut, termasuk keluarganya sendiri. Beberapa hari kemudian, Abu Lahab meninggal di pembaringannya. Keluarganya tidak ada yang berani menyentuh karena sangat jijiknya.

Namun, jika dibiarkan, mayat Abu Lahab akan semakin membusuk dan mengganggu. Maka, keluarganya menggali tanah di dekat tempat tidur Abu Lahab lalu mendorong mayatnya hingga masuk ke lubang itu lalu menimbunnya.

Baca juga: Istri Nabi Sulaiman

Demikianlah kebinasaan dan kehinaan Abu Lahab di dunia. Dan di akhirat kelak, ia akan menjadi penghuni neraka paling dasar dengan siksa yang menyala-nyala. [Muchlisin BK/Kisahikmah]

Artikel sebelumnyaTafsir Mimpi Gigi Rontok yang Menyelamatkan
Artikel berikutnyaAyat tentang Istiqomah dan Kisah Hikmah Turunnya Malaikat