Agar Doa Anda Mustajab

0
ilustrasi doa (muslimguide.com)

Doa adalah senjata orang-orang yang beriman. Doa merupakan inti ibadah seorang hamba. Doa menjadi bukti bahwa seorang hamba lemah, dan Allah Ta’ala Mahakuat. Doa juga dijadikan oleh Allah Ta’ala sebagi salah satu cara yang bisa mengubah takdir-Nya. Meskipun, perubahan takdir pun adalah takdir-Nya yang lain.

Persoalannya, tak semua doa dikabulkan. Tidak semua yang kita minta di dunia ini langsung diberikan. Bahkan, ada begitu banyak di antara kita yang sudah lama berdoa dengan beragam cara di banyak tempat dan waktu, tapi yang diinginkan belum kunjung menjadi nyata.

Padahal, jika merujuk dari riwayat-riwayat shahih berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, ada begitu banyak cara yang bisa ditempuh agar doa kita mustajab. Berikut salah satu caranya.

Malam itu, Sa’ad bin Abi Waqqash mengambil giliran menjaga Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang sedang beristirahat. Dengan siaga, pemanah ulung dari kalangan sahabat yang mulia ini tidak berani memejamkan mata hingga Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bangun dan beranjak mendirikan shalat Tahajjud.

Sosok yang tidak pernah meleset dalam 100 bidikan panahnya ini pun segera menghampiri Nabi seraya memberikan bejana berisi air untuk berwudhu. Dengan penuh hormat, sang sahabat menunggui kekasihnya itu. Menunduk.

Sang Baginda yang menyaksikan akhlak mulia sahabatnya ini pun bertanya, “Mintalah sesuatu padaku, hai Sa’ad.” Lanjut Rasulullah penuh kelembutan, “Aku akan mendoakan kepada Allah Ta’ala untukmu.”

“Mintakanlah pada Allah Ta’ala, ya Rasulullah,” jawab Sa’ad penuh hormat, “agar doaku mustajab.”

Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pun tersenyum ketika mendengar permintaan Sa’ad bin Abi Waqqash. Sebuah permintaan yang paripurna, meliputi urusan dunia dan akhirat. Sebuah pinta yang agung melebihi batas-batas keterbatasan seorang hamba.

Bukankah jika doa seseorang dijamin terkabul, dia bisa meminta apa saja sekehendaknya? Tentunya, pinta-pinta yang dipanjatkannya pun bukan sembarang permohonan. Tetapi berdasarkan pengetahuan dan kejernihan hatinya agar diberi nikmat akhirat yang abadi.

Maka sebagai jawaban atas permintaan Sa’ad bin Abi Waqqash ini, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab seraya memberi kiat, “Bantulah aku, wahai Sa’ad, untuk memperbaiki makananmu.”

Ya. Itulah kiatnya. Cukupkan diri dengan makanan yang halal saja. Niscaya akan lahir keberkahan di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Jangan sekali-kali mencicipi yang haram. Selain dosa, ianya bisa menimbulkan ketagihan dan kelak menjadi penghuni neraka yang abadi. [Pirman/Kisahikmah]

Artikel sebelumnyaDunia Bagaikan Madu
Artikel berikutnyaNama-Nama yang Disebut Allah di Majelis Malaikat