Imam Malik bin Anas meriwayatkan sebuah hadits dalam kitabnya, al-Muwatha’, dengan sanad shahih dari Abu Idris al-Khulani. Dalam hadits ini, Abu Idris al-Khulani bertemu dengan sahabat mulia Muadz bin Jabal Radhiyallahu ‘anhu. Sahabat Nabi ini menyebutkan 4 kelompok manusia yang wajib mendapatkan cinta Allah Ta’ala.
“Aku,” tutur Abu Idris al-Khulani Rahimahullah, “masuk ke sebuah masjid di Damaskus, lalu bertemu dengan seorang pemuda dengan paras penuh cahaya dan senyum sedang dikelilingi oleh banyak orang.”
Orang-orang tersebut sedang berkumpul untuk meminta sebuah pendapat lantaran terjadi perselisihan di antara mereka. Saat persoalan diserahkan kepada laki-laki bersimbah senyum ini, persoalan selesai. Semua orang puas dengan solusi yang dia sampaikan.
Didorong oleh rasa penasaran, Abu Idris al-Khulani pun bertanya tentang laki-laki tersebut. Akhirnya, didapatilah sebuah informasi bahwa laki-laki shalih itu merupakan salah satu sahabat Nabi yang mulia, Muadz bin Jabal Radhiyallahu ‘anhu.
Keesokan harinya, Abu Idris al-Khulani berniat mendahului Muadz bin Jabal dalam memasuki masjid untuk beribadah. Rupanya, Abu Idris kalah cepat. Muadz bin Jabal didapati tengah mendirikan shalat. Abu Idris al-Khulani pun menunggu hingga Muadz kelar mendirikan shalat.
“Demi Allah,” ungkap Abu Idris al-Khulani di dekat Muadz bin Jabal, “aku sungguh mencintaimu.”
Tanpa bertanya identitasnya, Muadz bin Jabal Radhiyallahu ‘anhu menjawab dengan pertanyaan, “Apakah cintamu kepadaku karena Allah Ta’ala.”
“Iya,” tutur Abu Idris al-Khulani, “cintaku karena Allah Ta’ala.”
Untuk kedua kalinya, Muadz bin Jabal menyampaikan pertanyaan serupa, “Apakah cintamu kepadaku karena Allah Ta’ala?”
Jawab Abu Idris al-Khulani dengan redaksi senada, “Iya, cintaku karena Allah Ta’ala.”
Muadz bin Jabal pun menarik surban yang dikenakan Abu Idris al-Khulani seraya mendekatkan badannya ke tubuh Muadz. “Kabar gembira bagimu,” tutur Muadz bin Jabal Radhiyallahu ‘anhu, “aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Allah Ta’ala berfirman: Cinta-Ku wajib Aku berikan kepada orang-orang yang saling mencintai karena Aku, orang-orang yang duduk dalam majlis karena Aku, orang-orang yang saling mengunjungi karena Aku, dan orang-orang yang saling berkorban karena Aku.’”
Betapa mulianya orang-orang yang saling mencintai, mengunjungi, duduk-duduk bermajlis, dan berkorban untuk sahabatnya karena Allah Ta’ala. Mereka mendapatkan jaminan cinta dari Allah Ta’ala. Adakah yang lebih baik dari Cinta-Nya Pencipta cinta?
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]