Lanjutan dari Hindarilah 3 Hal yang Merupakan Sumber Segala Dosa Ini (Bagian 2)
Ketiga, berhati-hatilah terhadap iri hati, sebab salah satu anak Adam (Qabil) membunuh saudaranya (Habil) karena didorong oleh sikap ini.
Hanya karena ukuran fisik yang batasnya hanya mata dan indra lainnya. Tak lebih. Hanya karena urusan remeh berupa hal duniawi yang sering menipu. Lantaran soalan kecil itu, pembunuhan harus terjadi. Kejahatan harus dilakukan.
Bukankah Qabil dilahirkan dari seorang Nabi yang dimuliakan? Bukankah ia-seharusnya-bisa menahan diri dari bersikap konyol menuruti keingan nafsunya? Bukankah Habil-sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an al-Karim-sudah mengingatkan Qabil untuk tidak melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah Ta’ala?
Itulah jahatnya sifat iri. Ianya menjadi pemicu dosa-dosa lain yang tak kalah besarnya. Karena iri, Qabil membunuh saudara kandungnya. Setelah membunuh, Qabil pun mengubur jasad saudaranya untuk berupaya kabur dan menutupi kebusukannya.
Dalam kisah ini, kita dapati akhir kisahnya pada proses penguburan Habil. Kita sama sekali tidak perlu mengetahui; apakah Qabil bahagia berdampingan dengan gadis cantik pujaan hatinya? Kita tak perlu lagi kisah manis, setelah kepahitan menghancurkan segala-galanya. Bahkan, sebagaimana disebutkan dalam riwayat hadits, Qabil harus menanggung dosa atas setiap pembunuhan secara zalim yang terjadi di muka bumi ini, sebab ia yang mula-mula menjadi pelaku pembunuhan. Dia yang meneladankan, lalu diikuti oleh pelaku-pelaku kebengisan hingga Hari Kiamat menjelang.
Sifat iri ini membakar. Bak api yang membakar kayu hingga hangus, sikap iri membakar agama seseorang. Karena iri, tak segan lagi menerjang batas-batas agama yang seharusnya dijunjung tinggi. Lantaran iri, kadang kehormatan digadaikan.
Bukankah ada begitu banyak wanita di berbagai belahan dunia rela menjual auratnya lantaran iri dengan kehidupan orang lain yang lebih kaya dan sejahtera? Bukankah pula, di antara para penjual aurat itu, sikap iri semakin sering menghiasai hingga rebutan ‘lahan’ lalu melakukan tindakan asusila di atas kejahatan yang sudah dikerjakan terlebih dahulu?
Atas nama iri pula, para perampok uang rakyat tak segan menjalankan aksinya. Iri dengan pegawai lain yang gajinya lebih besar. Iri dengan orang lain yang penghasilannya melesat, meski bukan seorang pegawai bergengsi yang berdasi saban hari.
Semoga kita semua terhindar dari tiga keburukan ini. Ialah angkuh yang sebabkan iblis dimasukkan ke dalam neraka, rakus yang memicu Nabi Adam ‘Alaihi salam melanggar larangan Allah Ta’ala, dan iri yang menjadi sebab utama bagi Qabil hingga membunuh sudara kandungnya. Aamiin.
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]