Kepada Allah Ta’ala, iblis berkata, “Tuhanku, semua makhluk telah Engkau jelaskan rezekinya.” Pungkas makhluk terlaknat ini seraya sampaikan tanya, “Di manakah rezeki bagiku?”
Jarang kita sadari, bahwa setan pun makan dan minum seperti kita, bangsa manusia. Setan juga melakukan jima’, menginap, dan berbagai aktivitas layaknya manusia. Lalu, apakah yang menjadi rezeki bagi makhluk sombong ini?
Dalam lanjutan hadits yang diriwayatkan oleh adh-Dhiya’ dari Sa’id bin Jubair yang mendapatkan riwayat ini dari ‘Abdullah bin ‘Abbas, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Allah Ta’ala berkata (menjawab pertanyaan setan tentang rezeki bagi mereka), ‘Di dalam makanan yang tidak disebutkan nama-Ku.’”
Merujuk pada keumuman makna kalimat ‘makanan yang tidak disebutkan nama-Ku (Allah)’, maka semua jenis makanan halal masuk ke dalam kategori rezeki bagi setan selama dinikmati tanpa melafal bismillah.
Makna ini ditegaskan dengan riwayat lain, bahwa setan juga memakan kacang sebagaimana disampaikan oleh ‘Umar bin Khaththab. Ia bertanya kepada seseorang yang pernah ditawan bangsa jin, “Apakah makanan mereka?”
Yang ditanya sampaikan jawaban, “Kacang, dan apa yang tidak disebutkan nama Allah Ta’ala (saat memakannya).”
“Apa minumannya?” tanya ‘Umar lagi. Lalu dijawab, “Jadaf.”
Jadaf ditafsirkan sebagai; tumbuhan di Yaman yang tidak perlu menggunakan air untuk memakannya, atau makanan yang bisa dimakan oleh unta dan tidak butuh air setelah memakannya, atau minuman yang tidak membuat peminumnya tersedak.
Sebagiamana rezeki bagi manusia yang berbentuk makanan, ada pula jenis-jenis bahan tertentu yang dijelaskan sebagai makanan (rezeki) bagi bangsa yang tak terlihat oleh mata ini. Hal ini disimpulkan dari hadits yang dishahihkan oleh Imam Muslim sebagaimana diriwayatkan oleh ‘Abdullah bin Mas’ud.
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda kepada bangsa jin, “Setiap tulang yang tidak disebutkan nama Allah Ta’ala yang jatuh ke tanganmu adalah daging yang paling baik untukmu.”
Selain tulang, kotoran pun menjadi rezeki bagi hewan-hewan mereka. Lanjut baginda yang mulia, “Dan setiap kotoran binatang adalah makanan binatangmu.”
Kemudian, baginda Nabi menghadap ke arah para sahabatnya yang mulia. Beliau berpesan, “Jangan gunakan keduanya (tulang dan kotoran hewan) untuk membersihkan kotoran. Karena keduanya adalah makanan saudara-saudaramu.”
Beliau menyebut bangsa jin sebagai saudara-saudara bagi bangsa manusia.
Semoga kita lebih berhati-hati ketika menikmati jenis makanan halal apa pun. sebab, jika tidak disebutkan nama Allah Ta’ala, maka makanan itu menjadi rezeki bagi setan, mereka ikut memakannya. Pun, saat kita menginap di sebuah tempat atau menggauli istri-istri kita. (Baca: Na’udzubillah… Inilah yang Terjadi Jika Tidak Berdoa Saat Gauli Istri) A’udzubillahi minasy syaithonir rojiim. [Pirman/Kisahikmah]