Allah Ta’ala akan kurniakan pahala berlimpah bagi siapa yang beramal untuk dan karena-Nya. Siapa beramal sekali dengan ikhlas, Allah Ta’ala sediakan sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat pahala baginya.
Di antara balasan atas amal tersebut, ada yang Allah Ta’ala berikan di dunia sebelum balasan nan abadi di akhirat berupa surga; tempat terindah, peristirahatan terbaik, yang dipenuhi kenikmatan tiada bandingnya.
Surga inilah yang menjadi motivasi amal. Karenanya, banyak kita dapati generasi terdahulu umat ini yang amat bersemangat dalam beramal shaleh; baik dalam ibadah ritual, infaq, jihad dengan harta dan jiwanya.
Masuklah pada hari itu Thalhah bin Ubaidillah ke dalam rumahnya. Tak seperti biasanya, hari itu ia menunduk, mukanya ditekuk, gelayut mendung kesedihan nampak muram di wajahnya.
Mendapati suaminya demikian, sang istri-Sa’ad binti Auf-bertanya, “Apa yang membuatmu murung, duhai suamiku?” Bersegera, Thalhah sampaikan alasannya, “Aku mengumpulkan banyak harta hari ini.”
Duhai, orang shaleh ini murung karena telah mengumpulkan banyak harta? Sementara sebagian kita di akhir zaman ini begitu giat dalam melakukan hal itu?
Sebab mengetahui karakter suaminya, Sa’ad binti Auf menyampaikan saran, “Jika demikian, kirim dan bagikanlah harta-harta itu kepada kaummu.”
Masya Allah… Adakah istri zaman sekarang yang berperangai demikian? Bahkan kini, banyak istri-istri yang katanya shalehah, namun amat menggilai harta suaminya, bahkan menjadi pemicu bagi suami agar gila harta.
Kemudian pada hari itu juga, sepasang suami istri itu keluar rumah untuk membagikan harta yang dimilikinya. Pernah dalam sebuah kesempatan, lantaran perangai Thalhah yang amat dermawan, oleh istrinya diriwayatkan, “Pernah dalam suatu hari Thalhah bin Ubaidillah membagikan seratus ribu dirham.”
Uang sebanyak itu diletakkan dalam kantong besar yang sengaja dibuat menempel di bajunya. Lanjut riwayat ini menuturkan, “Hingga bagian tengah pakaiannya sobek karena terlalu berat.”
Demikianlah mereka, generasi terbaik umat ini. Meski bergaransi balasan duniawi, amalan yang mereka lakukan senantiasa disucikan dari hal itu. Mereka hanya harapkan balasan akhirat, dan tak tertarik dengan recehan duniawi.
Semoga Allah Ta’ala kurniakan kita pertolongan-Nya sehingga kuat dalam taat dan taqwa. Aamiin. [Pirman]