Di antara amalan yang disegerakan balasannya-baik ataupun buruk-adalah berbakti kepada kedua orang tua, terutama ibu. Banyak kisah orang yang langsung disiksa sebelum kematiannya sebab ia durhaka kepada orang tea, dan begitu pula sebaliknya. Tak sedikit yang mendapatkan kenikmatan dunia sebelum kesejahteraan di akhirat karena berbakti kepada kedua orang tuanya.
Di dalam bukunya 7 Password Percepatan Rezeki, Ustadz Bobby Herwibowo Lc menuliskan salah satu kisah nyata tentang bakti seorang anak kepada orang tuanya. Atas izin Allah Ta’ala, anak terse but berhasil bertranformasi dari tukang ojek menjadi seorang manajer perusahaan yang kini biasa keliling dunia untuk mengurus bisnisnya.
Adalah pemuda bernama Dodo. Ia menjalani hidup sebagai seorang tukang ojek. Sang Ibu yang kasihan melihat anaknya itu pun membawanya ke Rumah Ustadz Bobby.
“Ustadz,” kata sang Ibu memulai, “ajaklah anak saya ini untuk bekerja bersama Ustadz.” Lanjut sang Ibu memohon, “Kerja apa saja, basal ikut Ustadz.” Sebab, terangnya, “Saya kasihan. Kalau ngojek hasilnya tidak tentu dan sering pulang malam.”
Anak dan Ibu itu pun berpamit selepas tunai sampaikan maksudnya. Sang Ustadz meminta agar Dodi kembali datang k kantor esok harinya. Malam itu juga, sang Ustadz tak lupa meminta nasihat kepada ibunya, apakah akan menerima pemuda terse but bekerja di kantornya atau tidak. Kata Ibu sang Ustadz, “Terima ia bekerja di kantormu.”
Keesokan harinya, Dodi datang ke kantor dengan wajah sumringah. Setelah bertemu dengan sang Ustadz dan dinyatakan diterima, beliau menyampaikan beberapa hal kepada Dodi.
Nasihat sang Ustadz, “Jangan tunda shalat, senantiasalah jaga iman, dan tinggalkan maksiat.” Saat Dodi menyanggupi, Sang Ustadz melanjutkan, “Satu lagi,” tanya sang Ustadz, “Maukah kau berbagi senyum kepada ibumu?”
Sang Ustadz meminta agar Dodi membagi gaji yang diterimanya kepada ibunya. Ternyata, Dodi langsung menyanggupi hal itu.
Bulan pertama, sang Ustadz bertanya kepada Ibu Dodi, “Apakah benar bahwa Dodi membagikan gajinya untuk Ibu?” Berdasarkan pengakuan, Dodi memang melakukan hal itu dan berlanjut hingga gaji betikutnya.
Waktu berjalan, usia Dodi bertambah. Waktunya bagi Dodi untuk memikirkan jodoh. Saat itu, ia masih melanjutkan kebiasaan membagi gajinya kepada Ibunya.
Qadarullah, Dodi menemukan belahan jiwanya. Anak seorang pengusaha. Sebab melihat kesungguhan, keshalehan dan visi misi Dodi dalam berkeluarga, lamaran Dodi diterima.
Seperti mendapatkan berkah, beberapa waktu setelah lamaran, ayah calon istrinya mendapatkan rezeki nomplok. Tanah yang ia beli seharga satu milyar dibeli orang senilai dua puluh milyar.
Mendapati hal itu, sang calon mertua segera menghubungi sang Ustaz yang dulu ikut mengantarkan lamaran. Katanya, “Ustadz, segera nikahkan Dodi dengan anak saya. Baru lama ran saja sudah terasa berkahnya.”
Pernikahan pun dilangsungkan. Dodi yang dulunya tukang ojek langsung diberi hadiah mobil Alphard, rumah mewah dan dipercaya mengurus salah satu perusahaan mertuanya.
Itulah Dodi yang dulu, salah satu amalan unggulannya adalah membagi gaji untuk ibunya. Bahkan, dia hanya mengambil sedikit sesuai kebutuhannya. [Pirman]