Dunia bagi kaum Muslimin adalah penjara. Dunia adalah tempat bekerja, berlelah-lelah, dan mengumpulkan sebanyak dan sebaik mungkin bekal untuk akhirat yang abadi. Siapa yang memanfaatkan dunia dengan baik, baginya keselamatan di akhirat. Sebaliknya, siapa yang lalai dan terbuai oleh nikmat dunia, baginya kesengsaraan berlapis-lapis, di dunia hingga akhirat.
Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyah di dalam kitabnya ‘Uddatush Shabirin menjelaskan tiga periode siksa bagi siapa pun yang mencintai dunia secara berlebihan. Ialah mereka yang menumpuk kekayaan untuk bersombong diri, enggan menafkahkannya di jalan Allah Ta’ala, bahkan menggunakannya untuk proyek-proyek kemaksiatan.
Siksa kala berupaya mendapatkannya
Betapa banyak kaum Muslimin yang mengejar dunia sejak membuka kelopak matanya hingga tidur kembali? Seberapa banyak umat Islam yang mendambakan dunia sejak pagi, di sepanjang siang, sore, dan terus seperti itu hingga malam dan terbawa dalam tidurnya?
Hasilnya, mereka lalai dari mengingat Allah Ta’ala. Yang ada di pikirannya hanya uang, harta, sawah, aset, dan berbagai jenis kekayaan duniawi lainnya. Hidupnya jauh dari masjid, aneh dengan al-Qur’an, dan berbagai jenis keburukan-keburukan lain pun mengintai dan siap menerkamnya.
Siksa tatkala berseteru (bersaing) dengan pendamba dunia lainnya
Ada begitu banyak kisah perselisihan ringan hingga pembunuhan nyawa yang muasalnya dunia. Utang piutang yang tidak ditepati, pinjaman yang tidak jelas akadnya, penggunaan harta secara zhalim, dan banyak lagi kasus lainnya; semua itu menjadi bukti betapa rusaknya dunia.
Belum lagi persaingan antar sesama pemburu dunia. Yang karena orientasi berlebihan itu, semua cara dilakukan, tak peduli halal atau haram, asal menghasilkan pundi-pundi harta, maka ditempuhlah cara itu.
Siksa di alam kubur
Dunia sangatlah melalaikan. Ia bisa menghilangkan kesadaran sosok yang paling logis sekali pun. Dunia yang di dalamnya terkumpul harta, tahta, dan wanita adalah ujian paket lengkap yang bisa menjerumuskan siapa pun yang lalai dan menuruti godaan serta ajakannya.
Imam Ibnul Qayyim menjelaskan tentang episode siksa ketiga ini, “Inilah orang yang paling berat siksaannya di dalam kubur. Di dalamnya terdapat kedukaan, kegelisahan, kesusahan, dan kenistaan mengerubuti jiwanya sebagaimana ulat tanah berkerumun pada tubuhnya.”
Karenanya, orang-orang Islam yang benar iman dan ihsannya adalah sosok yang tak tergiur dengan dunia. Ia hanya mengupayakannya untuk menggapai kedudukan paling tinggi di akhirat dengan menginfaqkannya di jalan Allah Ta’ala, bukan dengan menumpuknya.
Semoga Allah Ta’ala menjaga kita dari fitnah dunia yang amat keji. Aamiin. [Pirman/Kisahikmah]