Ahli Ibadah Pertama di Bashrah dan Amalan Rahasianya

0
ilustrasi @www.kumpulankonsultasi.com

Seorang laki-laki mendatangi petugas yang mengumpulkan harta rampasan perang setelah kaum Muslimin menguasai sebuah daerah bernama Madai pada tahun 16 Hijriyah. Laki-laki yang tak mau dikenal ini menyerahkan sebuah guci besar. Di dalamnya terdapat perhiasan, permata, dan mutiara.

Petugas yang menerima guci tersebut terbelalak. Tercengang. Dia benar-benar tidak mengira akan ada manusia sejujur itu. Bahkan jika seluruh harta rampasan perang dikumpulkan, jumlahnya tidak lebih banyak dari apa yang terdapat di dalam guci tersebut.

“Apakah engkau menyerahkan seluruh isinya?” tanya petugas.

“Demi Allah, jika bukan karena-Nya, aku tidak akan menyerahkannya. Aku tidak mengambil apa pun dari dalam guci tersebut.” jawab si laki-laki bertenaga.

Melihat fakta dan keterangan yang disampaikan oleh sang laki-laki, petugas tersebut mengira bahwa ia bukan orang sembarangan. Demi mengobati rasa penasaran di dalam hatinya, dia memberanikan diri untuk bertanya, “Siapakah engkau?”

Bukannya mengaku, si laki-laki berhati mulia ini justru menukasi, “Aku tidak akan memberitahukan siapa diriku, agar kalian tidak memujiku. Aku juga tidak akan memberitahukan identitasku kepada orang lain, agar mereka tidak memberikan penghargaan kepadaku.”

Pungkas laki-laki sebagaimana dikisahkan oleh Imam Ibnu Jarir ath-Thabari dalam Tarikh al-Umam wa al-Muluk yang dikutip oleh Syeikh Abdul Fattah Abu Ghuddah saat mensyarah Risalah al-Mustarsyidin Imam al-Harits al-Muhasibi, “Aku hanya memuji kepada Allah Ta’ala dan ridha dengan pahala dari-Nya.”

Siapakah laki-laki surgawi yang tidak doyan dengan harta dunia ini? Siapakah sosok yang tidak tertarik dengan emas, perhiasan, mutiara, dan permata dalam guci ini? Siapakah pribadi yang tidak mau dikenal lantaran enggan dipuji oleh makhluk dan mendapatkan penghargaan dari mereka?

Siapakah laki-laki yang dinobatkan kepadanya gelar ahli ibadah pertama di Bashrah ini? Siapakah sejatinya sosok yang juga dijuluki ahli zuhud dan termasuk generasi tabi’in terbaik ini?

Beliau adalah Imam Amir bin Abdu Qais al-Hadhrami Rahimahullahu Ta’ala. Semoga teladan yang beliau lakukan bisa menjadi ruh penyemangat bagi kita, agar kita bersungguh-sungguh dalam menggapai derajat ikhlas yang mulia. Inilah amalan rahasia sehingga beliau digelari ahli ibadah pertama di Bashrah.

Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]

Artikel sebelumnyaBelajar Ikhlas saat Sedekah, Jangan Sibuk Hitung Kembalian!
Artikel berikutnya‘Ya Allah, Kumpulkan Aku dengan Si Penembus Lubang Tembok pada Hari Kiamat’