Semoga Allah Ta’ala menghidupkan kita dalam ma’rifat kepada-Nya, dan mati dalam keadaan syahid di jalan-Nya. Sesungguhnya Dialah sebaik-baik Pelindung dan Pembela.
Syahid adalah kematian yang terindah. Ialah kemuliaan yang diberikan kepada sosok-sosok pilihan-Nya. Baik di medan jihad, dibunuh musuh Allah, atau di atas tempat tidur sebagaimana dialami Nabi dan beberapa sahabatnya.
Orang-orang Islam yang benar imannya dan wafat dalam keadaan syahid, mereka tidaklah mati; melainkan hidup dengan kemuliaan dan ampunan di alam barzakh hingga datangnya Hari Kiamat.
Ruh mereka disebutkan oleh Nabi berada dalam perut burung berwarna hijau yang terbang ke mana saja sesuai kehendaknya di dalam surga.
Kepada mereka yang telah menjual dirinya kepada Allah Ta’ala akan ditanya oleh Rabbnya, “Apakah yang kalian inginkan?”
“Ya Rabb kami,” jawabnya santun, “apa yang harus kami inginkan?” Pasalnya, berdasarkan pengakuan mereka, “Sedang Engkau telah memberikan kepada kami apa yang tidak Engkau berikan kepada seorang pun dari makhluk-Mu?”
Namun, sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Imam Muslim ini, “Allah Ta’ala kembali bertanya. Dan, setelah mengetahui bahwa mereka tidak bisa lepas dari pertanyaan itu, mereka pun menyampaikan keinginannnya.”
“Kami ingin,” ujar mereka sampaikan harap, “Engkau mengembalikan kami ke dunia.”
Apakah yang menyebabkan mereka ingin kembali ke dunia? Bukankah mereka mendapatkan balasan terbaik atas pengorbanannya di jalan Allah Ta’ala? Untuk apa mereka meminta dikembalikan ke dunia yang nista dengan perhiasannya?
“Dan,” pinta orang yang syahid jika dibolehkan kembali ke dunia, “agar kami bisa berperang kembali di jalan-Mu.” Sehingga, “Kami bisa terbunuh untuk kedua kalinya karena-Mu.”
Itulah yang mereka kehendaki; kembali ke dunia agar bisa berperang dan mati kedua kali sebagai syihada’. Mereka melakukan itu sebab memahami dan telah merasakan betapa agungnya balasan yang Allah Ta’ala berikan.
Namun, permintaan itu tertolak. Allah Ta’ala telah menetapkan. “Sesungguhnya Aku telah menetapkan,” lanjut-Nya, “bahwa mereka tidak akan kembali ke dunia.”
Inilah kondisi orang-orang terpilih yang syahid di jalan-Nya dalam rangka membela agama-Nya. Sebab kita masih hidup, mari lakukan amal serupa; sebab mereka yang akhiri hidup dengan amat manis pun menyesal dan ingin mengulangi amal kebaikannya ketika di dunia. [Pirman]