Pegang Teguhlah 5 Wasiat Agung Rasulullah Ini

0

Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah dari sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyampaikan 5 wasiat agungnya. Jika 5 wasiat agung ini dilakukan, maka seseorang akan menjadi pribadi yang ahli ibadah, benar-benar bersyukur, Mukmin sejati, Muslim sejati, dan hati yang hidup.

Jadilah orang yang wara’, maka engkau akan menjadi sebaik-baik ahli ibadah.

Wara’ merupakan sifat unggulan berupa menjaga kesucian diri dari segala sesuatu yang tidak pantas dikerjakan. Wara’ bermakna pula mengekang. Para ulama membagi sikap ini menjadi tiga tingkatan; meninggalkan yang haram, menjauhi segala yang syubhat, dan meninggalkan kebanyakan perkara yang dibolehkan karena khawatir terjerumus dalam kesia-siaan yang mengantarkan pada keharaman.

Jadilah orang yang qanaah, niscaya engkau menjadi pribadi yang benar-benar bersyukur.

Qanaah bermakna merasa cukup dengan semua pemberian Allah Ta’ala. Puas. Tidak mengeluh. Tidak menggerutu. Tidak merasa putus asa. Inilah sikap utama yang mengantarkan seseorang menjadi pribadi yang bersyukur; berterima kasih atas setiap pemberian Allah Ta’ala. Sikap syukur ini pula yang menjadi sebab utama ditambahkannya nikmat bagi seorang hamba. Kebalikan dari syukur ialah kufur; merasa kurang dengan berbagai jenis nikmat dunia.

Sukailah sesuatu pada diri orang lain sebagaimana engkau menyukainya jika terdapat di dalam dirimu, pastilah engkau menjadi seorang Mukmin sejati.

Memberikan manfaat kepada orang lain sebagaimana manfaat yang disukai pada diri sendiri. Dan menjauhkan keburukan dari orang lain sebagaimana tidak sukanya ia ketika ada keburukan yang ditimpakan padanya.

Inilah di antara landasan agung yang dipedomani oleh sebagian masyarakat kita; jika sakit saat dipukul, janganlah memukul. Andai suka diberi, maka senantiasalah memberi. Jika tak bisa berikan manfaat, cukuplah dengan tidak merusak atau memperparah kondisi.

Berbuat baiklah kepada tetanggamu, maka engkau akan menjadi Muslim sejati.

Saking utamanya tetangga, Jibril sering menyampaikan wahyu kepada Rasulullah terkait tetangga hingga Nabi mengira bahwa tetangga merupakan ahli waris. Tetangga juga menjadi salah satu parameter baik atau tidaknya kemusliman seseorang; barang siapa yang beriman kepada Allah Ta’ala dan Hari Akhir, maka berbuat baiklah kepada tetangganya. Surga juga dijamin bagi seseorang yang tidak mengancam kenyamanan dan keamanan tetangga dengan lisan dan perbuatannya.

Sedikitkan tertawa, karena banyak tertawa bisa mematikan hati.

Hidupkan hati dengan senyum. Jauhi tertawa terbahak-bahak. Jangan tertawa secara berlebihan. Sebab, kita tak tahu akhir hayat kelak. Apakah kita yakin akan masuk ke dalam surga hingga tertawa lebar-lebar? Yakinkah diri akan mendapat ampunan Allah hingga tertawa melebihi kebutuhan?

Jika kalian mengetahui apa yang aku ketahui, demikian disampaikan oleh Rasulullah suatu ketika, pastilah kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.

Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]

Artikel sebelumnyaKisah Masuk Islamnya Pendeta setelah Ikut Dzikir bersama KH Muhammad Arifin Ilham
Artikel berikutnyaPemeluk Budha Ini Masuk Islam setelah Diskusi dengan KH Muhammad Arifin Ilham