Orang yang Berkalung Tujuh Lapis Bumi di Hari Kiamat

0
ilustrasi @kalungmanik

Berhati-hati dan telitilah dengan semua jenis muamalah yang kita jalani. Entah terkait hutang piutang, pinjaman, pemberian, titipan, jual beli, atau yang lainnya. Sebab, sekecil apa pun, akan ada perhitungannya, semuanya akan dimintai pertanggung jawaban.

Maka ketika ada salah satu pihak yang dizhalimi haknya, akan ada perhitungannya. Pun jika yang dizhalimi tidak mengetahuinya, semua ada perhitungannya dalam catatan amal baik dan buruk manusia.

Di antara yang paling rawan dan besar akibatnya, adalah tentang pengkhianatan. Baik menyalahi janji, menzhalimi, mengurangi hak, melupakan akad, atau pun sejenisnya. Jika pengkhianatan ini terkait hak pengurusan tanah-terutama masalah batas kepemilikan-, maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menyebut perbuatan ini sebagai pengkhianatan yang paling besar di sisi Allah Ta’ala.

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Malik al-Asyja’i, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Pengkhianatan yang paling besar di sisi Allah Ta’ala adalah pengkhianatan terhadap sehasta tanah.”

Disebutkan dalam lanjutan hadits yang dikutip oleh Imam Ibnu Katsir dalam Tafsirnya ini, ada dua orang yang tanahnya atau rumahnya saling berdekatan/berbatasan. Lalu, salah satu di antara mereka melakukan makar atau mengakui sehasta tanah milik yang lainnya sebagai miliknya.

Banyak sebabnya mengapa seseorang melakukan hal ini. Apalagi di waktu mendekati akhir zaman seperti sekarang ini. Begitu banyak kasus terkait pengkhianatan kepemilikan tanah ini, bahkan di antaranya berujung pada tindakan saling bunuh.

Di antara mereka ada yang sengaja melakukan sebab gila harta, sedangkan yang lainnya melakukan ini lantaran meremehkan bahwa hal ini hanya terkait urusan tanah semata, dan tak ada kaitannya dengan akhirat dan Hari Pembalasan.

Padahal, jika merujuk pada hadits ini, selain perbuatan keji ini digolongkan sebagai jenis pengkhianatan yang paling besar, Allah Ta’ala juga telah menyediakan balasan baginya berupa kalung, “Maka (kepadanya) akan dikalungkan tujuh lapis bumi pada Hari Kiamat.”

Duhai, adakah kita bisa membayangkannya? Kalung tanah dari tujuh lapis bumi? Bahkan satu lapis bumi saja sudah sedemikian berat dan besar, bagaimana jika kalung ini terdiri dari tujuh lapis bumi? Semoga Allah Ta’ala melindungi kita dari sifat khianat nan terlaknat ini. Aamiin. [Pirman]

Artikel sebelumnyaMengapa ‘Abdullah bin ‘Umar selalu Membawa Cermin dalam Perjalanan?
Artikel berikutnyaRasulullah Pun Tidak Memiliki Wewenang Menolong Orang Ini