Mukjizat Makanan Halal

0
ilustrasi @darunnajah.com

Allah Ta’ala Mahabaik dan hanya menerima yang baik. Maka orang-orang beriman pun hanya melakukan kebaikan yang dia persembahkan kepada-Nya dengan cara yang paling baik pula. Apalagi dalam soal makanan, orang-orang mukmin tidak pernah menganggapnya sebagai sesuatu yang remeh.

Makanan yang halal dan baik adalah kunci keberkahan. Ianya juga menjadi sarana mujarab bagi terkabulnya doa yang dipanjatkan. Selain itu, makanan yang halal juga menjadi sarana efektif untuk melembutkan hati seorang hamba hingga mudah menerima kebenaran dari Allah Ta’ala dan Rasulullah, serta menjadi jalan kekuatan untuk melakukan ketaatan dan meninggalkan maksiat.

“Barangsiapa yang mengonsumsi makanan halal,” sabda Nabi kepada ‘Ali bin Abi Thalib, “maka agamanya akan bersih, hatinya menjadi lembut, dan tiada penghalang bagi doanya.”

Inilah kuncinya. Siapa saja yang mendambkan murninya keislaman dalam diri, kelembutan hati hingga menghiasi seluruh aktivitas, dan terkabulnya doa, jalannya adalah dengan memuaskan diri dengan makanan yang halal.

Pasalnya, sebagaimana disebutkan dalam kelanjutan hadits di atas, “Siapa saja yang mengonsumsi makanan syubhat, maka agamanya menjadi samar-samar dan hatinya menjadi kelam.”

Betapa mengerikannya. Dua akibat fatal ini akan menimpa siapa pun di antara kita yang tidak pernah meneliti asal-usul bahan makanan bagi tubuh; hati yang kelam dan agama yang samar. Bentuknya bisajadi; beridentitas muslim, tapi kelakuannya bertentangan dengan ajaran-ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Setingkat lebih parah adalah mereka yang berani-beraninya menikmati makanan haram. Ganjarannya, tutur Nabi mengakhiri haditsnya ini, “Hatinya akan mati, agamanya menjadi goyah, keyakinannya melemah, dan ibadahnya semakin berkurang.”

Sangat mengerikan. Padahal, apa yang dimakan, sejatinya tak jauh dari soalan yang kelak dibuang. Bahkan, ‘Ali bin Abi Thalib pernah mengatakan, “Siapa yang hanya sibuk dengan berbagai jenis makanan, maka sejatinya ia hanya sibuk dengan apa yang kelak dikeluarkan dari dubur.”

Sebagai salah satu penjelas dari riwayat ini, Imam Ibnul Qayyim menjelaskan manfaat makanan yang halal dalam ath-Thibbun Nabawi. “Hati semacam itu akan mudah mengingat Allah Ta’ala karena di dalamnya ada rasa takut pada-Nya.”

Orang-orang yang hanya mengonsumsi makanan halal juga akan menjadi pribadi yang mudah diingatkan ketika melakukan salah, senantiasa merasa diawasi oleh Allah Ta’ala, rendah hati kepada sesama, dan lembutnya perangai.

Betapa menakjubkannya makanan halal ini. [Pirman/Kisahikmah]

Artikel sebelumnya‘Rakusnya’ Imam Syafi’i Saat Bertamu di Rumah Imam Ahmad
Artikel berikutnyaOrang-orang yang Kerdil Amalnya