Mari merenung sejenak, akan seperti apakah kelak kita dibangkitkan pada Hari Pembalasan? Cukupkah kebaikan yang kita kerjakan hingga dibangunkan dari kubur sebagai orang yang bercahaya wajah dan sekujur tubuhnya lantaran amal shaleh? Atau, sebaliknya?
Pasalnya, ada orang-orang yang dibangkitkan pada Hari Kiamat seperti orang gila yang mabuk dan tercekik. Siapakah mereka?
Al-Hafizh Ibnu Katsir mengatakan, “Mereka tidak berdiri dari kuburan pada Hari Kiamat kecuali seperti berdirinya orang gila yang mengamuk dan kerasukan setan.” Maknanya, “Mereka berdiri dengan posisi yang tidak sewajarnya.”
Mereka berdiri dalam keadaan linglung dan tidak mengetahui keadaan dirinya. Mereka mengalami kebingungan yang dahsyat saat dibangkitkan di Hari Kiamat untuk dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dilakukan semasa hidup di dunia.
Sedangkan ‘alimnya umat ini, Abdullah bin ‘Abbas menjelaskan, “Mereka dibangkitkan pada Hari Kiamat dalam keadaan seperti orang gila yang tercekik.”
Jika cara berdirinya orang mabuk saja sedemikian kacau, bagaimana jika orang mabuk tersebut gila dan dalam keadaan tercekik leher kehidupannya? Bukankah ini penggambaran amat jelas yang makna utamanya adalah ancaman agar kita meninggalkan perbuatan yang mereka kerjakan?
“Maka tibalah kami disebuah sungai,” kisah Samurah bin Jundub. Ia melanjutkan, “Sungai itu berwarna merah, semerah darah.” Anehnya, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari, “Ternyata ada seseorang yang sedang berenang.”
Siapakah orang tersebut? Atas urusan apa ia berenang di sungai berwarna merah darah? “Di pinggir sungai,” lanjut Samurah sebagaimana dikutip al-Hafizh Ibnu Katsir, “ada sosok yang telah mengumpulkan banyak batu di sampingnya.”
Orang berenang di sungai darah yang tengah ditunggu sosok lain pengumpul batu di sampingnya. Adakah kaitannya? Rupanya, “Orang itu berenang menuju sosok yang mengumpulkan batu.” Kemudian, sesampainya di sudut pengumpul batu, “Orang yang berenang membuka mulut, lalu sosok yang mengumpulkan batu menyuapinya dengan batu.”
Duhai, betapakah menyakitkannya ganjaran yang diterima oleh orang ini? Ia berenang susah payah di sungai berdarah, kemudian makanan yang ia konsumsi adalah batu neraka. Siapakah mereka yang sengsara nestapa ini?
Allah Ta’ala berfirman, “Orang-orang yang (mengambil) riba’ tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran penyakit gila.” (Qs. al-Baqarah [2]: 275)
Na’udzubillahi min dzalik. [Pirman]