Allah Ta’ala Mahaadil. Dia akan memberikan pahala, surga, dan Ridha-Nya kepada kaum Muslimin yang beriman serta beramal shalih dengan istiqamah hingga akhir hayatnya. Dia juga akan menimpakan siksa, sengsara, celaka, dan nestapa serta neraka kepada siapa pun yang kafir, musyrik, dan munafiq.
Dia Mahaadil. Dia mustahil berlaku zhalim. Dia akan memberikan balasan sebagaimana yang dilakukan oleh seorang hamba.
“Maka pada hari ini (Kiamat), Kami melupakan mereka sebagaimana mereka melupakan pertemuan dengan Kami.” (Qs. al-A’raf [7]: 51)
Imam Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini dengan menuturkan, “Allah Ta’ala memperlakukan mereka sebagaimana perlakuan mereka yang lupa. Karena Allah Ta’ala mustahil menyimpang dari ilmu-Nya secuil pun. Dia tidak pula melupakan ilmu-Nya.”
Sehingga, Allah Ta’ala hanya melupakan mereka yang melupakan perjumpaan dengan-Nya. Dia hanya melupakan siapa pun yang kafir dan mendustakan ayat-ayat-Nya yang haq. Siapa yang ingkar terhadap syariat-Nya, maka kelak Dia akan melupakannya.
Dan tiada yang lebih celaka bagi seorang hamba yang dilupakan oleh Zat yang telah menciptakan dan memberikan semua kebaikan di dalam hidupnya.
“Kami abaikan mereka dari rahmat sebagaimana mereka yang mengabaikan diri dari amal shalih untuk menghadapi pertemuan pada hari ini.” terang Imam as-Suddi Rahimahullahu Ta’ala.
Bagaimana mungkin kita memberikan upah kepada orang yang tidak bekerja? Adalah mustahil tatkala seorang guru memberikan nilai lebih kepada murid yang tidak pernah masuk kelas dan belajar dengan baik. Dan Allah Ta’ala Mahasuci. Tidak sama dengan makhluk-Nya. Dia Mahaadil dalam memberikan balasan kepada hamba-hamba-Nya.
“Bukankah Aku telah menikahkanmu? Bukankah AKu telah memuliakanmu? Bukankah Aku telah menundukkan unta dan kuda untuk kalian? Bukankah Aku telah menjadikan kalian untuk memimpin dan bersenang-senang?” Firman Allah Ta’ala kepada hamba-hamba-Nya di Hari Kiamat.
“Benar,” jawab para hamba.
“Apakah kamu mengira akan bertemu dengan-Ku?” lanjut Allah Ta’ala.
“Tidak.” jawab para hamba.
“Maka pada hari ini, Aku akan melupakanmu sebagaimana kamu telah melupakan-Mu.” pungkas Allah Ta’ala dalam hadits qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim Rahimahullahu Ta’ala.
Kawan, apakah ini tidak cukup menjadi peringatan sekaligus ancaman bagi kita? Betapa seringnya kita melupakan Allah Ta’ala. Betapa kerapnya diri ini luput dari dzikir dan justru mengingat serta sibuk dengan selain-Nya.
Sungguh, tiada yang lebih mengenaskan dan menyedihkan bagi seorang hamba melebihi dilupakan oleh Allah Ta’ala.
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]
*Pesan Tafsir Ibnu Katsir ke 085691479667