
Allah Ta’ala telah menjamin bahwa al-Qur’an yang merupakan Kalam Suci-Nya mudah untuk dihafal dan dipelajari. Diantara buktinya, al-Qur’an menjadi satu-satunya kitab yang bisa dihafal amat detail, mulai tanda titik, koma dan tanda baca lainnya. Ketika ada upaya sekecil apa pun untuk memalsukan al-Qur’an, kebodohan itu akan mudah diketahui oleh kaum muslimin, atas izin Allah Ta’ala.
Hal ini pula yang menjelaskan bahwa al-Qur’an diturunkan oleh Allah Ta’ala, dan Dia akan menjaganya dari segala bentuk kejahilan makhluk-Nya.
Namanya Tabarak. Seorang bocah berumur 3 tahun. Bermula dari pengamatan orang tua bahwa anaknya ini memiliki kelebihan mudah menghafal, Tabarak pun diajari menghafal al-Qur’an di usia itu mulai surah an-Naba’, berurutan hingga surah an-Naas.
Qadarullah, juz 30 sempurna dihafal dalam waktu empat bulan. Setelah hafal juz 30, Tabarak melanjutkan hafalan hingga jumlah hafalannya mencapai 15 juz (separuh al-Qur’an). Baru setelah itu orang tuanya memasukkannya ke sebuah Lembaga Penghafal al-Qur’an di Jeddah. Sekitar 1,5 tahun berikutnya, alhamdulillah Tabarak selesai menghafal al-Qur’an 30 juz, tepat ketika usianya 4,5 tahun.
Tentang nama Tabarak sendiri, ibunya-Rasya al-Jayyar-berkisah bahwa ia sering bermimpi membaca surah Tabarak (surah ke 67) saat ia mengandung. Maka ia dan suaminya berkomiten untuk memberikan nama Tabarak kepada anaknya itu. Padahal saat itu belum bisa diketahui jenis kelamin calon bayinya.
Tabarak sendiri tak beda dengan balita-balita seusianya. Masih suka bermain. Hanya, ia menolak saat diajak menonton film kartun yang sering menampilkan adegan pertarungan. Hal lain yang menjadi kelebihan, orang tua sangat perhatian dan memberikan fasilitas pendidikan terbaik.
Tidak hanya Tabarak, adiknya yang bernama Yazid pun menyusul. Ia mulai menghafal al-Qur’an di usia yang sama dengan kakaknya. Dan alhamdulillah-nya, keduanya berhasil mendapatkan rezeki hafal al-Qur’an di usia yang sama. Karunia luar biasa ini, ternyata berlanjut hingga ke adik Yazid. Seorang gadis kecil nan cantik bernama Zainah.
Ketika itu, tepatnya di tahun 1428H, Tabarak dinobatkan oleh lembaga Tahfidz Internasional pimpinan Syaikh Basfar sebagai hafizh termuda. Allahu Akbar.
Tentang cara yang ditempuh oleh orang tuanya, Dr Kamil Labudi yang merupakan ayah Tabarak berkisah. Beliau mulai mengajarkan anak-anaknya membaca surah al-Fatihah, al-Falaq dan an-Nas, baru meneruskan ke surah an-Naba’. Selain itu, mereka membiasakan anak-anaknya untuk mendengarkan murottal-murottal al-Qur’an dari banyak masyayikh.
Semoga Allah Ta’ala berkahi keluarga penghafal al-Qur’an dan menjadikan kita sebagai bagian darinya. Karena penghafal dan Ahlul Qur’an adalah orang-orang istimewa di sisi-Nya. Aamiin. [Pirman]