Banyak yang Tidak Tahu; Latah itu Haram!

0

Jangan menganggap remeh sikap latah, ikut-ikutan tanpa mengetahui dasarnya. Sebab sikap ini, berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi Rahimahullahu Ta’ala, dihukumi haram. Dengan tegas, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam melarangnya dengan redaksi ‘jangan!’.

“Janganlah kamu menjadi orang yang ikut-ikutan dengan mengatakan, ‘Kalau orang lain berbuat kebaikan, kami pun akan berbuat baik. Dan jika mereka berperangai zhalim, kami pun akan berbuat zhalim’. Tapi teguhkanlah dirimu dengan memiliki prinsip, ‘Andaikata orang lain melakukan kebaikan, kami (pasti) berbuat kebaikan pula. Dan jika orang lain mengamalkan kejahatan, kami tidak akan melakukannya.’”

Dewasa ini, sikap ikut-ikutan menjadi tren. Tidak hanya menjangkiti anak-anak, remaja, dan dewasa, tapi juga mewabah sampai ke orang tua, bahkan mereka yang memiliki jabatan tinggi dan pendidikan bergengsi.

Jika kita masih bisa berkata wajar kepada orang kampung yang mengikuti tradisi artis atau tokoh kesukaannya lantaran rendahnya pendidikan dan minimnya ilmu, maka menjadi tidak wajar ketika sekelompok manusia ikut-ikutan korupsi saat ada satu atau beberapa rekannya melakukan tindakan menggasak uang rakyat itu.

Tindakan latah ini semakin meluas di banyak bidang kehidupan lainnya. Sekelompok orang melakukan zina, lalu banyak orang di daerah lain mengikuti dengan modus dan cara yang serupa. Begitupun dengan banyak tindakan keburukan lain, dengan berbagai kadar dan variannya.

Sayangnya, tindakan ikut-ikutan ini tidak dilakukan di berbagai medan kebaikan yang-sebenarnya-jumlahnya pun tidak sedikit. Bahkan, ada begitu banyak yang menolak kebaikan-kebaikan dengan satu dan lain alasan.

Ketika sikap latah ini mewabah dan menjadi kebiasaan, waspadalah. Sebab dalam riwayat lain yang lebih kuat lantaran disepakati keshahihannya oleh banyak ulama hadits terkemuka, latah bisa bermetamorfosis menjadi plin-plan, dan pelakunya dijuluki sebagai seburuk-buruknya manusia.

“Engkau semua akan menemukan seburuk-buruknya manusia. Ialah orang yang bermuka dua (bersikap plin-plan); ia datang ke golongan orang-orang yang sini dengan muka yang satunya dan datang ke golongan orang-orang yang sana dengan muka selainnya.”

Maka teguhlah dalam bersikap. Jangan latah atau plin-plan. Berimanlah kepada Allah Ta’ala dan istiqamahlah. Meski ujiannya berat, tak ubahnya menggenggam bara api atau menggigit bata dengan gigi gerahammu.

Semoga Allah Ta’ala kuatkan kita dalam istiqamah. Aamiin.

Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]

Artikel sebelumnyaNasihat Sufi: Langkah Menggapai Maqam Qana’ah
Artikel berikutnyaKoh Ahok, Tolong Sempatkan Baca Ulasan Berikut