Kisah Masuk Islamnya Keturunan Yahudi-Kristen setelah Bermimpi

0
sumber gambar: linkis.com

Setelah tujuh tahun menetap di Amerika Serikat, laki-laki ini harus kembali ke Manila Filipina untuk menyelesaikan pendidikan masternya. Jurusan administrasi bisnis adalah bidang studi yang ditekuni laki-laki keturunan Yahudi-Kristen ini.

Oleh pihak universitas, sosok bernama Perida ini mendapatkan tugas untuk membimbing mahasiswa asal Arab Saudi pada program studi Bahasa Inggris. Meski hanya berinteraksi selama dua bulan, ia telah menjalin hubungan yang kuat dengan sosok bernama Khalid.

Sepulangnya Khalid ke Arab Saudi, keduanya masih senantiasa berkomunikasi. Khalid juga rajin mengirimkan materi-materi berupa audio dan video terkait mulianya ajaran Islam kepada dosen sekaligus sahabatnya itu.

Lantaran kesibukan, semua kiriman Khalid tidak pernah disentuh oleh Perida. Apalagi, dalam doktrin Yahudi dan Kristen, Islam sangatlah keji, keras, kaku, tidak manusiawi, dan tuduhan buruk lainnya. Akan tetapi, budaya jujur yang senantiasa dipegang oleh Perida menjadi pemicu ketertarikannya hingga menyaksikan kiriman-kiriman Khalid. Sebab, ia senantiasa ditanya, “Apakah engkau sudah melihat video yang aku kirimkan?”

Pertama kali membuka, ada ketertarikan yang menyeruak di hati Perida. Ia merasa nyaman dan damai. Apalagi, ia mendapati fakta berkebalikan dengan doktrin yang selama ini dia dapatkan.

Selama itu, komunikasi antara keduanya makin intens. Perida juga mengisahkan kepada Khalid tentang perasaannya ketika melihat video yang dia kirimkan.

Sampai akhirnya, Khalid berkisah bahwa dirinya akan melakukan ibadah umrah. Didorong rasa pensaran, Perida pun mencari tahu tentang umrah hingga mendapati sebuah gambaran tentang ibadah mulia dalam Islam tersebut.

Suatu malam, Perida bermimpi berada dalam kerumunan manusia yang mengenakan busana serbaputih. Mereka berkeliling memutari bangunan kotak berwarna hitam. Dalam mimpi yang terlihat sangat nyata itu, dia berada di lantai dua dan menyaksikan dengan jelas pusara manusia. Lama-kelamaan, Perida pun mengikuti arus putaran kerumunan manusia, bahkan dia berada dalam posisi yang amat dekat dengan benda hitam berbentuk kubus tersebut.

Saat mendekat, dia melihat sosok Khalid berada dalam kumpulan orang-orang yang berputar. Keduanya berdekatan, lalu berniat menyentuh dinding benda berwarna hitam yang tak lain adalah Kakbah.

Saat hendak menyentuh dindingnya, ada angin kencang yang berputar ke arah dirinya. Dalam putarannya yang kencang, angin tersebut masuk ke dalam diri Perida hingga mengoyak pakaian yang dia kenakan. Saat itu pula, dia mendongak ke atas. Ia melihat secercah cahaya yang muncul di tengah-tengah awan yang terbelah, terlihat seperti pintu terbuka.

Seketika itu, laki-laki ini terbangun. Ia merasa kebingungan, sebab mimpinya amat nyata.

Tak lama setelah itu, Perida menceritakan mimpinya kepada Khalid. Khalid hanya menyimak. Ia sengaja menyembunyikan kepada Perida, bahwa mengajak umrah adalah salah satu mimpi Khalid, setelah Perida menyatakan masuk Islam.

“Empat bulan setelah mimpi itu,” tutur Perida menyampaikan kesaksian, “saya menyatakan masuk Islam.” Meski keluarganya tak sefaham, Perida mendapat dukungan agar meyakini Islam pilihannya. Bahkan, orang tua Perida memahami halal dan haram dalam Islam.

Setahun kemudian, mimpi Perida menjadi kenyataan. Ia benar-benar bisa merasakan apa yang dilihat di dalam mimpinya.

Naik haji.

Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]

Sumber: Islam Digest Republika (17/1/2016)

Artikel sebelumnyaAkibat Mengerjai Orang Buta
Artikel berikutnyaDua Amalan Ringan, Tapi Agung Pahalanya di Akhirat