Kisah Anak (Sangat) Durhaka

0
sumber ilustrasi: alchetron.com

Betapa bahagianya sepasang suami istri ini. Penantian panjang akan lahirnya seorang anak bukan lagi mimpi. Seorang anak laki-laki yang membanggakan benar-benar menjadi permata hati keduanya, tumbuh menjadi anak yang cerdas dan menjadi bintang di kelasnya.

Sebagai hadiah dalam rangkaian prestasi sang anak, ayahnya memberi hadiah jalan-jalan ke Ethiopia. Anak yang lugu ini pergi bersama pamannya. Betapa sumringah wajah sang anak saat menyaksikan kehidupan lain yang benar-benar baru bagi dirinya. Bahagianya bermula tepat ketika pesawat mengudara di langit kota Jeddah.

Sampai di negeri sang paman, anak ini mengamati semua yang terjadi di sekelilingnya. Ia yang kagum dengan pamannya benar-benar mempelajari kehidupan yang dia dapati, termasuk keanehan yang dia amati dari pamannya.

Setelah mengamati secara intensif, sang anak mengetahui bahwa kelakuan aneh sang paman merupakan akibat dari khamr. Mabuk. Lantaran penasaran, sang anak pun mencobanya. Tegukan pertama terasa pahit, tapi dilanjutkan sampai tegukan ketiga lantaran bisikan setan di dalam otaknya.

Berhari-hari setelah itu selama berada di Ethiopia, sang anak senantiasa menjalani hari bersama khamr. Dia menikmati kebebasan selama kurang lebih tiga bulan.

Sepulangnya ke Jeddah, sang anak sibuk mencari cara agar bisa kembali menikmati minuman setan itu. Baranya semakin besar, mengingat usianya yang masih remaja. Beruntung, dia tidak menemukan cara untuk mendapatkan khamr di salah satu kota di Saudi Arabia tersebut. Sang anak sulung ini kembali sibuk dengan belajar hingga tahun akhir sekolahnya.

Setelah lulus dengan nilai amat memuaskan, sang ayah kembali memberinya hadiah liburan ke Eropa. Di sanalah, setan kembali membisiki kejahatan ke dalam pikiran sang anak. Saat orang tuanya keluar dari penginapan atau setelah mereka tidur, dia pergi ke tempat hiburan malam.

Dari sanalah dia mulai mengenal obat terlarang jenis isap hingga benar-benar kecanduan dengan perbuatan setan itu. Sepanjang hari, tiada yang dia lakukan, melainkan menikmati secara semu minuman memabukkan dan serbuk-serbuk yang membuat angannya melayang ke angkasa.

Setelah lulus dan bekerja di tempat bergengsi dengan gaji yang besar, kehidupan sang anak semakin tak jelas. Berpindah-pindah tempat hiburan telah membawanya kepada kehidupan gelap nan gulita. Sampai-sampai, semua kekayaannya habis, dijual untuk memuaskan dahaga kecanduannya.

Di titik kritis itulah, dia mengingat salah satu sahabat terbaiknya. Bergegas mendatangi sahabatnya, dia berniat mengakui semua kebejatannya dan meminta solusi. Malangnya, teman yang dituju juga kecanduan obat-obatan terlarang. Dan melalui teman itulah, laki-laki ini mulai mengenal heroin.

Sudah terjatuh, malah tertimpa tangga. Kehidupan sang anak makin tidak karuan. Hingga terjadilah malam yang amat kelam dalam sejarah kehidupannya. Dalam kondisi sakau, dia memasuki kamar ibunya dari jendela. Sang ayah sedang ada urusan kantor, di luar kota.

Ia menerjang masuk melalui jendela dan langsung menuju tempat penyimpanan perhiasan. Saat tunai diambil, sang ibu berteriak. Dia kalap, lantas menutup mulut suci ibunya dengan bantal sembari melemparnya ke lantai. Sang ibu ketakutan dan tak bisa melakukan perlawanan lagi.

Tak lama setelah itu, adiknya keluar. Mengejar sembari berteriak. Gelap mata pengaruh obat setan, dia menusuk adiknya dengan pisau hingga tak sadarkan diri. Meninggal dunia.

Dia berlari. Ketakutan. Tak jauh dari lokasi itu, ada polisi yang sedang berpatroli. Melihat keanehan laki-laki yang berjalan sempoyongan dan mendengar teriakan dari sebuah rumah, akhirnya dia diringkus dan dibawa ke kantor polisi.

Beberapa hari setelahnya, si laki-laki hanya diam. Semakin perih ketika mengetahui bahwa dia telah membunuh adik kandungnya. Ayah dan ibunya hanya menangis. Tak ada yang bisa mereka kerjakan, kecuali membawa anaknya beralih dari satu rumah sakit ke rumah sakit lainnya untuk melakukan pengobatan.

Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]

Artikel sebelumnya4 Penghalang Rezeki yang Harus Diwaspadai (2-Habis)
Artikel berikutnyaSiksa Dunia bagi Anak Durhaka