Ketika Abu Bakar Mengomeli dan Mencubit Pinggang ‘Aisyah

0

Ketika kalung Ummu ‘Aisyah hilang di daerah Dzatul Jaisy, para sahabat pun melapor kepada Abu Bakar dengan mengatakan bahwa ‘Aisyah telah mencegah rombongan dari melanjutkan perjalanan, padahal mereka tidak memiliki air.

Atas pengaduan para sahabat itu, Abu Bakar ash-Shiddiq mendatangi ‘Aisyah. “Abu Bakar terus mengomeli aku sampai-sampai beliau mengucapkan yang macam-macam dan mencubit pingganggku.”

‘Aisyah menahan diri untuk tidak beranjak sebab di pangkuannya ada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang tengah tertidur. ‘Aisyah tidak ingin beliau terbangun. Maka, meski diomelin dan dicubit, ‘Aisyah tetap di tempatnya.

Pagi harinya, ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bangun dan tidak mendapati air, maka Allah Ta’ala menurunkan ayat Tayammum.

“Kemudian jika kamu tidak mendapat air, maka bertayammumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.” (Qs. An-Nisa [4]: 43)

Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan seluruh kaum muslimin dalam rombongan itu pun melakukan Tayammum. Atas kejadian itu, Usaid bin al-Hudhair mengatakan, “Itu bukanlah keberkahan yang pertama kali bagi kalian, wahai keluarga Abu Bakar.”

Maknanya, sebab kalung ‘Aisyah terjatuh, kemudian seluruh rombongan mencarinya, namun belum ketemu, dimana ketika itu tidak ada air dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam tertidur; maka terjatuhnya kalung ‘Aisyah menjadi salah satu sebab turunnya ayat Tayammum yang bermakna keberkahan.

Apalagi Tayammum merupakan syariat yang hanya diturunkan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan tidak diturunkan kepada Nabi selain beliau. Selain Tayammum, beberapa keistimewaan yang hanya diberikan kepada Rasulullah adalah: seluruh bumi dijadikan masjid bagi beliau, dihalalkannya ghanimah, diutusnya beliau untuk seluruh alam, dibantu dengan rasa gentar bagi musuh dalam peperangan, dan bisa memberikan syafaat kelak di Hari Kiamat.

Setelah mendirikan shalat, dan rombongan akan beranjak, ‘Aisyah binti Abu Bakar pun membangunkan unta yang ditungganginya. Rupanya, tutur Imam Ibnu Katsir sebagaimana mengutip hadits Imam al-Bukhari dan Muslim, “Maka kami menemukan kalung  itu di bawahnya (unta).”

Berbahagialah Abu Bakar dan keluarganya, juga kaum muslimin zaman itu. Apa yang terjadi di zaman mereka benar-benar langsung direspon oleh al-Qur’an al-Karim yang merupakan petunjuk dari Allah Ta’ala kepada umat manusia. [Pirman]

Artikel sebelumnyaKisah Sahabat yang Mabuk dalam Shalat
Artikel berikutnyaWalaupun Mencuri dan Berzina?