Sayyidina Umar bin Khaththab merupakan salah satu pemimpin terbaik yang dimiliki kaum Muslimin. Khalifah kedua yang pendapatnya sering bersesuaian dengan wahyu Allah Ta’ala ini merupakan teladan dalam kepemimpinan modern yang belum didapati saingannya hingga kini.
Banyak kisah dari sahabat sekaligus mertua Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ini terkait berbagai bidang kehidupan, bukan hanya kepemimpinan. Dan dari kisah-kisah terkait ayah Hafshah ini, tak jarang kita dibuat menangis, sebab keagungan dan keteladanannya yang mencengangkan.
Salah satunya, dalam kisah berikut ini.
Tersebutlah Gubernur Amru bin al-‘Ash di Negeri Kinanah, Mesir. Menjalankan kepemimpinan di bawah Khalifah Sayyidina Umar bin Khaththab, Gubernur Amru bin al-‘Ash senantiasa mendapatkan pengawasan, bimbingan, dan teladan yang mengesankan.
Hingga detail terkecil kepemimpinan sang Gubernur, Khalifah mengetahuinya, baik lantaran bashirah maupun laporan dari kaum Muslimin yang hilir-mudik Madinah-Mesir. Hingga suatu ketika, Gubernur Amru bin al-‘Ash melakukan kekeliruan kecil yang justru berdampak agung.
Sedianya, Gubernur Amru bin al-‘Ash hendak mendirikan masjid untuk kaum Muslimin. Setelah mengumpulkan tim dari kepemerintahannya, rencana pembangunan tersebut sempurna dengan berbagai detailnya.
Namun, entah dari mana asalnya, rupanya Khalifah Umar bin Khaththab mengetahui ada cacat kecil dalam proses pembangunan masjid tersebut. Ada tanah yang di atasnya terdapat bangunan milik seorang Yahudi, tapi luput diperhatikan oleh Gubernur Amru bin al-‘Ash. Lantas, Khalifah Umar memanggil Gubernurnya, melakukan konfirmasi untuk selanjutnya merevisi rencana proyek pembangunan masjid kaum Muslimin tersebut.
Si Yahudi yang sedianya mengetahui akan dirugikan, serta-merta terbelalak sebab hak-haknya dipenuhi oleh sang Khalifah. Lantaran kagum dengan kepemimpinan sang Khalifah, orang Yahudi itu pun mengucapkan dua kalimat syahadat dengan penuh kesadaran, setelah melihat pesoana akhlak sang pemimpin kaum Muslimin.
Jika keteladanan Sayyidina Umar bin Khaththab ini berhasil menarik seorang Yahudi untuk memilih Islam dengan suka hati, sudah berapa orang yang justru menjauh bahkan meninggalkan Islam lantaran perbuatan buruk kita?
Sudah berapa banyak kelakuakn buruk dari kita yang tidak mencerminkan akhlak seorang Muslim di saat kita melakukannya dengan dalih-dalih Islam yang suci?
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]