Mengingat Allah Ta’ala adalah ibadah dengan pahala yang amat melimpah. Mengingat Allah Ta’a dengan menyebut nama-nama-Nya Yang Agung bisa dilakukan di semua kondisi: dalam suka maupun duka, ketika beraktivitas, berdiri, duduk ataupun berbaring. Mengingat Allah Taala bisa dilakukan di semua waktu: pagi, siang, sore, malam dan kapan pun.
Mengingat Allah Ta’ala adalah salah satu tujuan disyariatkannya shalat. Sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya, “Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.” (Qs. Thaha [20]: 14)
Shalat sudah diatur waktunya dengan sangat baik oleh Allah Ta’ala dan terbagi di sepanjang waktu siang dan malam hari. Di antara hikmahnya adalah agar manusia memiliki terminal-terminal yang bisa membuatnya ingat kepada Allah Ta’ala sebagai satu-satunya Dzat yang Mahakuasa.
Di dalam shalat terdapat bacaan-bacaan yang isinya mengingat Allah Ta’ala, dengan mensucikan, memuji, membesar-agungkan nama-nama Allah Ta’ala di hati seorang hamba. Bermula dari bacaan Takbiratul Ihram, di sana terdapat ikrar bahwa Allah Ta’ala Mahabesar dan semua makhluk-Nya kecil, tak berdaya, tidak punya kekuatan maupun kesombongan.
Hingga gerakan terakhir berupa salam, terhampar banyak sekali puji-pujian kepada Allah Ta’ala yang telah menciptakan dan menyempurnakan bentuk dan penciptaan kita selaku hamba. Harapannya, dzikir-dzikir dalam shalat tersebut akan senantiasa dilafalkan di setiap jenak aktivitas seorang hamba.
Di antara dzikir-dzikir shahih yang disunnahkan oleh Nabi Saw agar kita selalu mengingat Kemahabesaran Allah Ta’ala adalah kalimat hauqalah. Dalam “Tarbiyah Jihadiyah”, Dr Abdullah Azzam mengatakan, “Rasululah Saw mengajarkan kepada kita untuk memperbanyak mengucapkan kalimat Laa haula wa laa quwwata illa billah.”
Kalimat ini memiliki keutamaan yang amat besar. Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Nabi berkata, “Maukah aku tunjukkan satu kalimat yang merupakan simpanan di dalam surga?” Sahabat menjawab, “Ya.” Kemudian Nabi Saw melanjutkan, “Ucapkanlah
Laa haula wa laa quwwata illa billah.
(Tiada daya dan upaya kecuali karena Allah Ta’ala).”
Itulah satu kalimat yang amat ringan di lisan, namun memiiki keutamaan yang sangat besar. Satu kalimat yang seniali dengan simpanan di surga-Nya Allah Ta’ala.
Semoga Allah Ta’ala memberikan kekuatan kepada kita untuk menjadikan kalimat mulia ini sebagai salah satu dzikir unggulan guna mengingat dan menyadarkan, bahwa diri ini lemah, kecuali jika Allah Ta’ala menguatkannya. Laa haula wa laa quwwata illa billah. [Pirman]