Mahasuci Allah Ta’ala. Segala puji bagi-Nya. Tiada Tuhan yang berhak disembah, melainkan Allah Ta’ala. Dialah Allah Yang Mahabesar. Para malaikat di langit dan seluruh makhluk senantiasa bertasbih, bertahmid dan membesarkan nama-nama-Nya yang mulia.
Dzikir adalah salah satu bukti cinta orang yang beriman kepada Rabbnya. Tabiat ia yang mencintai adalah senantiasa menyebut nama yang dicintainya; dalam setiap kondisi, di setiap masa. Dalam kadar cinta yang lebih tinggi, nama yang dicintai akan senantiasa ada dalam pikir dan benak ia yang mencinta.
Karenanya, Allah Ta’ala dan seluruh nama-Nya yang mulia senantiasa dilafal, diingat dan menjadi spirit amal bagi orang-orang yang beriman. Allah Ta’ala senantiasa ada dalam tiap jenaknya, yang karenanya pula, mereka mampu menjaga diri dari maksiat dan dosa yang bermakna pengkhianatan cinta kepada Allah Ta’ala.
Di antara banyaknya jenis kalimat dzikir, ada kalimat-kalimat utama yang disebutkan oleh Allah Ta’ala sebagai kaimat yang paling dicintai-Nya.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Samrah bin Jundub, “Ucapan yang paling disukai Allah Ta’ala ada empat,” kemudian Nabi meneruskan, “Subhanallah wal hamdulillah wa laa ilaha illallah wallahu akbar.” Terang Nabi mengakhiri, “Tidak apa-apa dari mana pun kamu memulainya.”
Dari jalur lain melalui Abu Dzar al-Ghifari, Nabi Muhammad bertanya kepadanya, “Apakah kamu mau kuberitahu ucapan yang paling disukai Allah Ta’ala?” Secara antusias, Abu Dzar menjawab, “Ya Rasulullah, beritahu aku ucapan yang paling dicintai Allah Ta’ala.”
Jelas Rasulullah sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal, “Ucapan yang paling disukai Allah Ta’ala adalah Subhanallahi wa bihamdih.”
Itulah kalimat tasbih, tahmid, tahlil dan takbir. Kalimat yang dalam riwayat lain akan diganjari setara dengan satu pohon di surga. Kalimat tasbih tersebut juga disebutkan oleh Nabi sebagai salah satu penebus atas dosa, sebanyak apa pun jumlahnya; ketika kalimat itu diucapkan dengan ikhlas seraya mengharapkan ampunan dari Allah Ta’ala.
Abu Umamah meriwayatkan, bahwa kalimat ini lebih agung dari emas yang diinfaqkan di jalan Allah Ta’ala. Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang ditakuti malam sehingga disusahkan, atau rasa bakhil untuk berinfaq, atau rasa takut kepada musuh,” lanjut Rasulullah, “hendaklah memperbanyak mengucapkan subhanallahi wa bihamdih.” Sebab, terangnya mengakhiri, “Hal itu lebih dicintai Allah Ta’ala dari gunung emas yang diinfaqkan di jalan-Nya.”
Tentu, akan lebih mulia tatkala orang yang benar imannya bisa mengumpulkan dua amalan utama ini dalam satu waktu; mereka berinfaq di jalan Allah Ta’ala seraya berdzikir dan mengagungkan nama-Nya yang suci dan mulia. [Pirman]