Tak ada yang pernah tahu kapan episode kehidupan kita berakhir. Ianya rahasia yang tersimpan rapi dalam Lauhul mahfudz yang ditetapkan sebelum manusia terlahir ke dunia.
Seperti yang terjadi pagi ini, setelah selesai adzan Subuh diumumkan dari pengeras suara di masjid bahwa fulan bin fulan telah berpulang ke Rakmatullah. Innalillahi wa inna illaihi rajiun (Sesunggunya kami adalah milik Allah dan kepadaNya lah kami kembali), sepagi ini telah ada pengumuman kematian. Merinding, itu yang saya rasakan.
Bagaimana jika nama yang tersebut itu adalah nama kita? Bagaimana jika tadi malaikat maut yang mendatangi kita, bukan fulan itu. Di saat diri masih terlelap dalam tidur, di saat masih banyak janji yang belum terpenuhi, di saat diri ini masih bergelimang dosa yang tak terhitung jumlahnya.
Kematian merupakan hal pasti yang akan dialami oleh semua orang. Ianya akan datang menjemput mereka yang berusia tua, muda, besar ataupun kecil. Di saat kita siap ataupun tidak. Kehadiranya tak dapat dihindari bahkan dengan menggunakan peralatan canggih sekalipun. Di manapun kita berada, malaikat maut akan bisa menemukan kita.
Seperti yang difirmankan Allah dalam Surat An Nissa ayat 78:
أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكُكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ وَإِنْ تُصِبْهُمْ حَسَنَةٌ يَقُولُوا هَذِهِ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَقُولُوا هَذِهِ مِنْ عِنْدِكَ قُلْ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ فَمَالِ هَؤُلَاءِ الْقَوْمِ لَا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ حَدِيثًا
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: “Ini adalah dari sisi Allah”, dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: “Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)”. Katakanlah: “Semuanya (datang) dari sisi Allah”. Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun?”
Setiap tarikan nafas, setiap detik, setiap menit dan di setiap waktu yang kita miliki merupakan perjalanan menuju pada kematian. Jadi, mari kita persiapkan kematian yang datang dengan sebaik mungkin. Dengan melakukan kebaikan-kebaikan yang mampu kita lakukan.
Wallahua a’lam bishawab. [Dinca Palupi/Kisahikmah.com]