Dengan menyebut nama Allah Ta’ala dan bertawakkal kepada-Nya, laki-laki ini bergegas menempuh jarak puluhan kilometer dengan istrinya. Berboncengan. Menaiki kendaraan roda dua. Dari sebuah daerah di Kabupaten Tangerang menuju daerah Parung Panjang Kabupaten Bogor. Daerah perbatasan.
Keduanya berniat takziah kepada salah satu sahabatnya. Ibu sang sahabat meninggal dunia malam itu, sekitar jam dua dini hari. Setelah mengekor di belakang penunjuk jalan yang juga sahabatnya, suami-istri ini sampai di kediaman sang sahabat.
Lantaran jenazah sudah dimakamkan, si laki-laki menyusul ke makam dengan sahabatnya, sedangkan istrinya memilih rehat di rumah duka dengan istri sahabat yang dikunjungi itu.
***
Tunai dari sana, keduanya bergegas menuju daerah lain yang lebih jauh. Lebih dari dua puluh kilometer yang ditempuh. Kali ini ke daerah perbatasan Kabupaten Tangerang dengan Kota Tangerang Selatan. Menjenguk sahabat lain yang anaknya dirawat di rumah sakit. Demam berdarah.
Setelah memutar jalan karena belum pernah melewati daerah itu, keduanya memilih rehat sejenak di lobi tunggu rumah sakit mewah itu. Duduk santai. Meluruskan tulang punggung dengan memejamkan mata. Hanya sejenak, lalu bergegas menuju lantai dua.
Di perjalanan, keduanya bertemu dengan sahabat yang dituju. Dia menuju keluar karena menemani pembesuk lainnya yang hendak pulang.
Masuk ke ruang rawat, mereka berdiskusi ringan tentang sakit, keluarga, dan hikmah-hikmah yang mencerahkan kedua belah pihak. Suasana akrab dan hangat semakin mencerahkan hari, cocok dikombinasikan dengan dinginnya ruangan.
Tak lama, keduanya pamitan.
***
Tak jauh dari rumah sakit tersebut, keduanya menuju lokasi ketiga. Masih satu kota. Ada sahabat lain yang tengah diuji serupa. Anaknya sakit. Anak pertama. Usia sekolah dasar. Sakit yang sama pula. Demam berdarah.
Setelah mengikuti petunjuk dari petugas keamanan rumah sakit pertama dan bertanya di tengah perjalanan, keduanya sampai di rumah sakit tujuan dengan selamat.
Sahabat yang diuji dengan sakit anaknya itu berkisah tentang banyak hal, terutama proses pengurusan administrasi dan kisahnya hingga sampai di rumah sakit tersebut. Si kecil yang sakit masih terlihat lemah dan tidak banyak berbicara. Hanya menjawab singkat pertanyaan dan motivasi yang diberikan oleh dua pengunjung itu.
***
Karena sudah masuk waktu Ashar, keduanya mampir ke masjid yang terletak tak jauh dari rumah sakit. Lantaran terburu-buru, si laki-laki setengah berlari menuju kamar mandi. Buang air.
Agak lama di dalam kamar mandi, si laki-laki menyadari satu hal. Kunci motor. Dia memeriksa semua saku celana, baju, dan tas. Tapi nihil. Kunci motor tidak ada.
Buru-buru mengenakan pakaian, laki-laki ini berlari menuju tempat parkir motor. Pikirannya tak karuan sebab mengira motornya sudah hilang dibawa pencuri. Jangankan waktu yang lama dengan kunci tergantung, bahkan dalam hitungan detik tanpa kunci sekali pun, para pencuri biasa beraksi dengan trengginas di daerah sekitar jabodetabek itu.
Namun keajaiban. Motor si laki-laki masih utuh. Padahal kuncinya tergantung di sana.
Allah Mahakuasa. Allah Maha Memberi rezeki kepada yang Dia Kehendaki.
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]