Allah Ta’ala Mahaadil. Dia akan memberikan balasan atas keburukan sesuai dengan nilai keburukan itu. Siapa yang dominan buruknya, maka Allah Ta’ala telah mempersiapkan neraka sebagai balasan baginya, jika mati sebelum bertobat kepada-Nya.
Neraka terbuat dari api. Bahan bakarnya manusia dan batu. Ia disediakan bagi setan beserta semua teman, pengikut dan pendukungnya. Maka mereka yang mengingkari ayat-ayat Allah Ta’ala, mendustakan Rasulullah Saw, dan berlaku munafik, baginya ‘hadiah’ berupa neraka.
Neraka adalah kesengsaraan berkepanjangan. Tak ada minum kecuali nanah dan darah. Tiada tempat berteduh, kecuali terik menyengat nan membakar raga. Tiada keheningan, kecuali umpatan, caci maki, penyesalan dan teriakan-teriakan memilukan penguninya. Mereka yang dijebloskan ke dalamnya, adalah sosok merugi yang tidak mendapatkan keuntungan barang sedikit pun.
Panas neraka beribu bahkan berjuta kali panas mentari. Bahkan disebutkan, jika satu tetes panas neraka dirasakan di dunia, maka semesta yang ada di dalamnya akan hencur terbakar karenanya. Saat kaki seseorang tersentuh sedikit saja apinya, maka mendidihlah otaknya.
Menjaga diri dari siksa neraka adalah amalan berkepanjangan. Ia adalah kerja kesinambungan di sepanjang kehidupan. Saat terpeleset, sedikit saja, maka bisa jadi hal itu menjadi pintu masuk bagi petaka lainnya. Maka, bertobat sesegera mungkin adalah jalan yang harus ditempuh jika yang didamba adalah keselamatan.
Beruntungnya, beruntungnya, Rasulullah Saw telah memberikan kepada kita kiat untuk menghindarkan diri dari jilatan api neraka yang menyala panasnya. Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari, beliau berpesan, “Takutlah kalian kepada neraka walau dengan secuil kurma. Jika tidak mendapatkan, hendaknya dengan perkataan yang baik.”
Inilah dua amalan yang digaransi oleh Nabi bisa menghalangi diri kita dari neraka. Dua amalan ini, hendaknya kita upayakan sebaik mungkin, seraya berdoa semoga Allah Ta’ala memudahkan kita untuk melakukan amalan ini dan Dia menerimanya.
Secuil kurma maknanya sedekah; banyak atau sedikit, sembunyi atau terang-terangan. Dalam hadits yang lain, tatkala Rasulullah menyebutkan sedekah dan jihad, kemudian salah seorang berkata, “Aku tidak bisa meakukan kedua hal itu,” maka Nabi menukasi, “Jika tidak dengan dua hal itu, dengan apa seseorang akan masuk surga?”
Sedangkan perkataan yang baik adalah jaminan surga, sebagaimana disebutkan dalam hadits yang lain, bahwa seseorang akan dijamin surga selama bisa menjaga apa yang ada di antara pahanya (kemaluan) dan kedua rahangnya (lisan).
Robbi, kami tak kuasa menetap di neraka. Maka lindungilah kami dari siksanya. [Pirman]