Allah Ta’ala menghiasi langit dengan berbagai jenis bintang yang tidak mampu dihitung jumlahnya. Inilah di antara tanda Kekuasaan Allah Ta’ala yang seharusnya membuat kita semakin bersyukur dan senantiasa mendekatkan diri kepada-Nya.
Tidak ada yang sia-sia dalam berbagai jenis penciptaan. Bahkan ‘hanya’ sekelas bintang saja, ada hikmah nan agung dan pertaruhan iman di dalamnya. Jika sebagai Muslim ada yang meyakini selain tiga hal terkait bintang ini, maka Anda masuk dalam kategori orang yang salah dan berdusta atas nama Allah Ta’ala.
Hiasan di Langit
Saat malam menjelang, bukankah bintang mampu menyejukkan mata lahir dan bathin kita? Arahkan pandangan ke arah langit. Lihatlah gemintang dengan iman yang membaja. Hayati kebesaran Allah Ta’ala dengan hati lalu sampaikan dengan lisan seraya memuji nama-Nya yang Mahaagung.
Di siang hari, setelah teknologi semakin canggih, kita juga masih bisa melihat bintang dengan alat bantu. Bahkan, mentari yang saban hari kita nikmati kehangatannya merupakan satu dari berbagai jenis gemintang yang tidak terhitung.
Alat Pelempar Setan
Hal ini terjadi saat masih ada wahyu yang diturunkan. Setan sering menguntit di belakang malaikat Jibril untuk mencuri dengar informasi yang hendak disampaikan oleh Allah Ta’ala kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam. Maka setan dilempar, namun dia tetap mendatangi dutanya di bumi untuk menyampaikan kebohongan dengan mengatakan mengetahui ini dan itu.
Kini, ulama berpendapat masih adanya setan yang berkeliaran untuk mencuri dengar informasi langit yang memang masih diberikan oleh Allah Ta’ala kepada hamba-hamba-Nya yang terpilih. Bukan sebagai wahyu, hanya karomah yang sifatnya petunjuk. Bukan dalil.
Petunjuk Arah Angin
Saat berada di hutan belantara atau samudra nan luas di malam hari tanpa alat bantu, seseorang tidak bisa mengetahui arah dengan baik. Maka bintang diciptakan oleh Allah Ta’ala sebagai petunjuk. Persis seperti mentari yang terbit dari arah timur dan terbenam di arah barat setiap hari, begitu pula karakter beberapa bintang sehingga bisa dijadikan petunjuk arah saat gulita menerpa.
Termasuk dalam hal ini adalah menggunakan bintang untuk mengetahui waktu ibadah, baik itu shalat, gerhana, Ramadhan, hari raya, dan lain sebagainya.
Tiga hal terkait bintang ini bukan sesuatu yang remeh. Sebagaimana dikutip oleh Imam Ibnu Katsir dalam Tafsirnya, seorang ulama salaf mengatakan, “Barang siapa yang meyakini bahwa bintang memiliki fungsi selain tiga hal ini, maka ia telah melakukan kesalahan dan berdusta terhadap Allah Ta’ala.”
Maka, haram percaya dengan ramalan nasib, zodiak, dan sejenisnya.
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]