Empat Penyebab Kefakiran (2)

0

Lanjutan dari Empat Penyebab Kefakiran

Riwayat ini juga diperkuat dengan perkataan Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, “Sesungguhnya kebaikan itu; sinar di wajah, cahaya di hati, kekuatan di badan, keluasan dalam rezeki, dan kecintaan di dalam hati setiap orang.”

Sebaliknya, “Keburukan adalah; kemuraman di wajah, kegelapan di dalam hati, kelemahan di badan, mengurangi rezeki, dan penyebab kebencian di hati setiap orang.”

Setelah dua hal itu, dua sebab berikutnya lebih kepada sebentuk rahasia Allah Ta’ala Yang Mahatahu.

Bentuk Kasih Sayang Allah Ta’ala

Allah Ta’ala Maha Mengetahui keadaan hamba-hamba-Nya. Dia menciptakan seluruh makhluk-Nya dengan takaran terbaik, tidak ada yang dizhalimi secuil pun. Dialah sebaik-baik penentu takdir dan tidak pernah mengingkari janji-Nya.

Bahwa kaya atau miskin adalah ujian. Ada banyak orang yang lulus dengan ujian kekayaan, tetapi terpuruk saat diuji dengan kemiskinan. Sebaliknya, ada pula manusia yang tak mampu diuji dengan kekayaan, tetapi sukses saat diuji dengan kemiskinan.

Bahkan, ada orang yang hanya menjadi baik jika diuji dengan kemiskinan, tetapi menjadi buruk dan terpuruk serta binasa saat diberikan ujian kelapangan harta. Sebaliknya, ada orang yang menjadi baik saat diuji dengan kekayaan, tetapi terjungkal saat diberikan kemiskinan.

Maka pahamilah. Miskin dan kaya hanyalah ujian. Sikapi miskin dengan sabar dan sungguh-sungguh dalam bekerja, dan hadapilah ujian kelapangan rezeki dengan syukur yang tak terukur. Insya Allah, keduanya bisa mengantarkan seorang hamba pada kehidupan yang abadi di surga-Nya kelak. Aamiin.

Ditetapkan Kedudukannya di Sisi Allah Ta’ala

Manusia tidak akan berhasil memasuki surga hanya karena amalnya. Karenanya, Allah Ta’ala memberikan kedudukan kepada seorang hamba terpilih lebih dari upaya yang dia lakukan. Karena janji kedudukan itu pula, Allah Ta’ala menguji seorang hamba dengan kehidupan ini.

Baik ujian dari orang tua, anak, suami, istri, harta, ilmu, atau jenis lainnya. “Jika seorang hamba telah ditulis baginya suatu kedudukan yang tidak mampu dicapai dengan amalnya,” sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagaimana diriwayatkan Imam Abu Dawud, “maka Allah Ta’ala mengujinya di dalam harta, badan, atau anaknya.”

Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran. Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari azab kubur. Sesungguhnya tiada Ilah yang hak disembah melainkan Engkau. [Pirman/Kisahikmah]

Ditulis bebas dari salah satu bab dalam buku Beginilah Rasulullah Berbisnis, Hepi Andi Bastoni MA.

Artikel sebelumnyaEmpat Penyebab Kefakiran
Artikel berikutnyaIstri Terburuk yang Membunuh Semua Suaminya