Banyak sekali kisah keajaiban dalam dakwah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Keseluruhan keajaiban itu bermuara pada satu kesimpulan bahwa Allah Ta’ala pasti menolong siapa yang menolong agama-Nya. Allah Ta’ala mustahil berlaku zalim dengan menyia-nyiakan para pejuang di jalan-Nya.
Di antara kisah itu, ada satu kata yang diucapkan Nabi dan berhasil menyelamatkan beliau dari pembunuhan seorang badui. Padahal, saat itu, tak ada jarak antara pedang dan leher Nabi yang mulia.
Lelaki badui ini bernama Ghaurats bin Harits. Seorang badui. Dia diutus untuk membunuh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Sebagaimana dikisahkan dari Jabir bin ‘Abdullah, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan sahabat-sahabatnya beristirahat di bawah pepohonan dalam sebuah perjalanan.
Nabi menyandarkan pedangnya di sebuah batang pohon berduri, agak jauh dari tempatnya merebahkan diri. Seraya mengendap-endap, sebagaimana dikatakan oleh Imam Ibnu Katsir dalam Tafsirnya, “Ada orang badui yang mendatangi pedang Rasulullah, lalu ia mengambil dan mencabutnya dari sarungnya.”
Dengan hati-hati agar tidak ketahuan oleh para sahabat, lelaki badui ini pun menuju tempat Nabi beristirahat. Sembari menodongkan pedang tepat di leher Nabi, ia berkata, “Siapakah yang akan menghalangimu dariku?” Jawab Nabi penuh keyakinan, “Allah.”
Tidak puas dengan tetap mengancam, lelaki badui ini melontarkan pertanyaan yang sama sebanyak dua atau tiga kali. Namun, Nabi tak mengubah jawabannya. Beliau berujar dengan sangat mantap, “Allah.”
Gentar dengan jawaban Nabi, lelaki badui itu pun kembali menyarungkan pedang Nabi. Beliau pun memanggil para sahabat dan memberitahukan apa yang terjadi. Saat para sahabat datang, lelaki itu terduduk di samping tempat duduk Nabi. Dan, Nabi tidak menghukumnya.
Demikian itulah di antara keajaiban dakwah. Allah Ta’ala pasti menolong siapa yang menolong agama-Nya. Karenanya, tak perlu gentar, takut, atau khawatir. Lakukan dengan niat yang benar, dan bertawakkallah kepada Allah Ta’ala. Kelak, dan sudah menjadi janji-Nya, bahwa pertolongan Allah Ta’ala lebih dekat dari urat nadi seorang hamba.
Semoga Allah Ta’ala memberikan kepada kita kekuatan untuk senantiasa bergabung dalam kafilah dakwah. Aamiin. [Pirman]