Satu Rupiah Pengundang Satu Milyar Berkah

0
ilustrasi @Fondation Culturelle Islamique de Genève

Bisnis merupakan proses panjang yang berkelanjutan. Tidak ada bisnis yang jadi dalam satu malam. Bisnis merupakan gabungan antara cinta, darah, dan air mata. Ketiganya berkombinasi dengan apik hingga lahirkan produk bisnis yang abadi manfaatnya.

Bisnis yang sukses selalu dilatarbelakangi oleh karakter sang pencetus bisnis. Ini semacam DNA dalam tubuh seseorang. Karakter inilah yang harus terus dipupuk agar subur. Ia tidak boleh dibiarkan hingga mati sebelum berbuah.

***

Seorang supplier mendatangi kantor perusahaan yang biasa disuplai salah satu bahan bakunya. Ada rapat sekaligus mengambil cek pembayaran. Setelah berbasa-basi di sesi santai setelah rapat, wanita ini memeriksa cek yang dia terima.

“Mbak Ika, lima puluh rupiah aja kok ditulis. Padahal kan gak usah saja.” serunya kepada Ika Kartika, sang pemilik bisnis.

“Jangankan lima puluh rupiah, Mbak.” sahut Ika, serius.

“Bahkan jika hanya satu rupiah, dan tidak saya tunaikan, nanti saya akan ditanya di akhirat, Mbak!” pungkas Ika Kartika, owner Keke Busana.

***

Apa yang ada di benak teman-teman setelah membaca kisah di atas? Apakah ada yang menilai bahwa Ika Kartika berlebihan? Pelit? Sok suci? Atau penilaian lainnya?

Apa pun penilaian orang, itulah satu di antara rahasia berkembangnya Keke Busana menjadi salah satu produk kelas nasional dengan jumlah produksi sekitar 200-300 ribu potong per tahun. Karakter itu sudah melekat di dalam diri Ika Kartika sejak ia belia. Ika terus menjaga dan menumbuhkannya hingga menjadi salah satu tokoh yang menginspirasi banyak orang.

Lima puluh rupiah memang tidak bisa digunakan untuk membeli permen di zaman ini. Lima puluh rupiah juga hanya dibuang oleh tukang parkir jika kita menyodorkan koin senilai itu. Di masjid-masjid, saat kita memasukkan uang senilai itu, mungkin juga akan dibiarkan oleh pengurus, ditimbun di kotak amal, tidak masuk hitungan saldo rekening masjid.

Akan tetapi, jumlah itu tetap kita butuhkan jika hendak menggapai satu milyar. Bahkan, mustahil ada satu milyar jika kita tidak menyertakan hitungan satu rupiah.

Bagi kita, para calon pengusaha, jangan pernah meremehkan sesuatu yang terlihat kecil dan remeh. Dalam bisnis, ceroboh di dalam hal kecil sama dengan ceroboh pada hal besar. Kita hanya akan menjadi orang besar manakala mampu menghargai hal-hal kecil. Besarnya kita merupakan akumulasi dari milyaran hal kecil yang terjadi di sepanjang episode kehidupan.

Bagi pengusaha Muslim, lima puluh bahkan satu rupiah ini sangatlah berarti. Ia tidak hanya bernilai dalam transaksi bisnis, tapi juga penentu keselamatan kita di dunia dan akhirat.

Sebab kaki kita tidak akan bergeser sedikit pun di akhirat sebelum ditanya; darimana kau dapatkan satu rupiah itu dan kemana kau menafkahkannya?

Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]

*Kisah diambil dari buku Dua Kodi Kartika tulisan Rendy Saputra. Beli bukunya di SINI. Ikuti kelas bisnisnya di SINI.

Artikel sebelumnyaRutinkan Amalan Ini, Insya Allah Kita Selamat dari Siksa Kubur (4)
Artikel berikutnyaTerlalu Banyak Inspirasi Malah Gak Kunjung Berbisnis!