Komunitas kaum Muslimin terbaik ini masih dirundung duka dan nestapa yang amat mendalam. Pemimpin terbaik sekaligus ayah, sahabat, kakek, penglima perang dan banyak peran sosial lainnya baru saja menghadap Allah Ta’ala, kekasih sejatinya.
Atas musyawarah kaum Muslimin, laki-laki jangkung ini terpilih sebagai pengganti pemimpin terbaik sepanjang zaman itu. Ya; Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq terpilih sebagai pengganti Sayyidina Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Sayyidina Abu Bakar naik ke atas podium. Menyampaikan pidato pertamanya. Ia menegaskan agar kaum Muslimin hanya mendukungnya saat bersesuaian dengan perintah Allah Ta’ala dan Rasulullah serta tidak segan mengingatkan jika perintahnya bertentangan dengan keduanya.
Tepat satu hari setelah diambil sumpah sebagai pemimpin tertinggi di negeri penuh berkah itu, laki-laki ini tetap bergegas ke pasar. Membawa dagangannya. Sahabat terbaik sekaligus terdekatnya pun menegur, “Mengapa engkau masih pergi ke pasar mengurusi daganganmu, sementara ada begitu banyak urusan Negara yang harus engkau selesaikan?”
Laki-laki yang tak lain Sayyidina ‘Umar bin Khaththab Radhiyallahu ‘anhu ini memang terkenal dengan sikap tegas, berani, dan terus terang. Ia bertanya apa adanya. Tanpa banyak basa-basi. Langsung ke inti persoalan.
Sang pemimpin tersenyum mendengar pertanyaan sahabat terbaiknya itu. Seraya menghentikan langkah, ia menyampaikan jawaban, “Untuk mempertahankan hidup keluarga, aku harus bekerja.”
Sungguh jawaban yang sangat indah. Jawaban yang seharusnya membuat kita malu, sebagai kaum Muslimin. Kita memiliki teladan yang sangat indah dan paripurna, tapi kita amat sering bersikap lalai dan meremehkan.
Sebagian kita menganggap berdagang sebagai pekerjaan kelas dua. Tidak menjanjikan. Modus. Dan lain sebagainya. Padahal, Nabi dan sahabatnya merupakan pengusaha papan atas dengan omset tiada terhitung.
Setelah kejadian ini, kaum Muslimin pun melakukan musyawarah hingga didapatilah kesepakatan untuk memberikan gaji kepada pemimpin Negara. Kiyai Haji Muhaimin Iqbal dalam bukunya Ayo Berdagang! Menyebutkan bahwa gaji untuk pemimpin tertinggi Negara kala itu sebesar 2.500 Dirham pertahun atau setara dengan 20-an juta perbulan dengan kurs Dirham saat ini.
Jangan malu untuk berdagang. Berdagang adalah 9 dari 10 pintu rezeki. Berdagang membuat kita mandiri. Berdagang membuat adrenalin kita beredar dengan sangat sehat.
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]