Setelah setan dan kaum kafir Quraiys bersepakat untuk membunuh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam (Baca: Setan Berwujud Syeikh dalam Makar Membunuh Nabi), malaikat Jibril mendatangi Nabi seraya berkata, “Malam ini, jangan tidur di ranjangmu.” Kemudian, Nabi pun meminta sayyidina ‘Ali bin Abi Thalib, “Kenakanlah jubah hijau ini. Tidurlah di ranjangku malam ini.” Janji Nabi kepada sosok yang kelak menjadi menantunya ini, “Tidak akan sampai kepadamu sesuatu yang tidak kamu inginkan dari mereka.”
Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan Abu Bakar ash-Shiddiq pun mengintai untuk mencari waktu paling tepat agar bisa keluar dari rumah dengan selamat. Di luar, kafirin Quraisy sudah siaga dengan pedang di tangannya masing-masing.
Secara logika, amat mustahil bagi Nabi dan Abu Bakar ash-Shiddiq untuk lolos. Pasalnya, di sekitar rumah sudah terkepung. Mereka siap melakukan apa pun untuk mewujudkan makar keji mereka, membunuh Nabi.
Akan tetapi, pada akhirnya, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bisa lolos. Di antara rahasianya, atas kehendak Allah Ta’ala, beliau membaca sebuah kalimat dan ayat-ayat di dalam al-Qur’an.
Alhasil, kafir Quraisy pun tidak mengetahui kepergian Nabi, padahal beliau masih sempat meletakkan tanah di kepala mereka sembari berjalan keluar rumah menuju Madinah al-Munawwarah.
Dikisahkan oleh ‘Abdullah bin ‘Abbas, Nabi keluar dengan membawa segenggam tanah. Kata beliau, “Benar. Aku telah mengatakannya. Dan kamu salah seorang dari mereka.” Setelah itu, lanjut ‘Abdullah bin ‘Abbas, “Kemudian, Allah Ta’ala menutupi penglihatan mereka hingga tidak bisa melihatnya (keluarnya Nabi Muhammad).”
“Lalu,” lanjut ‘Abdullah bin ‘Abbas sebagaimana dikutip oleh Syeikh Ibnu Muflih al-Maqdisi dalam bukunya Agar Tidak Terpedaya Setan, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pun mulai meletakkan tanah tersebut ke kepala mereka sambil membaca,
“Yaa siin. Demi al-Qur’an yang penuh hikmah. Sesungguhnya kamu salah seorang dari rasul-rasul. (Yang berada) di atas jalan yang lurus. (Sebagai wahyu) yang diturunkan oleh Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang. Agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai. Sesungguhnya telah pasti berlaku perkataan (ketentuan Allah) terhadap kebanyakan mereka, kerena mereka tidak beriman. Sesungguhnya Kami telah memasang belenggu di leher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu, maka karena itu mereka tertengadah. Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat.” (Qs. Ya Siin [36]: 1-9)
Orang-orang kafir Quraisy itu tidak mengetahui keluarnya Nabi Muhammad dan Abu Bakar ash-Shiddiq hingga setan mendatangi mereka dan berkata, “Demi Allah, Muhammad telah keluar dan meletakkan tanah di atas kepala kalian, lalu dia pergi untuk sesuatu yang diinginkannya.” [Pirman/Kisahikmah]